Translate

Selasa, 28 September 2021

DASAR-DASAR BERMAIN DRAMA


I.   PENDAHULUAN

Drama adalah kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas dengan media  percakapan(dialog), gerak dan tingkah laku. Naskah merupakan hal utama dalam bermain drama (modern) karena ia merupakan panduan bagi para pemeran (aktor) di atas pentas. Selain naskah, ada unsur-unsur lain yang sangat menentukan yaitu dekorasi (setting), musik, lighting, make up, kostum,  nyanyian, tarian, dan unsur penunjang lainnya.

II.  NASKAH
Naskah di sini diartikan sebagai bentuk tertulis dari suatu drama. Sebuah naskah walaupun telah dimainkan berkali-kali, dalam bentuk yang berbeda-beda, naskah tersebut tidak akan berubah mutunya. Sebaliknya sebuah atau beberapa drama yang dipentaskan berdasarkan naskah yang sama dapat berbeda mutunya. Hal ini tergantung pada penggarapan dan situasi, kondisi, serta tempat di mana dimainkan naskah tersebut. Selain dialog, sebuah naskah yang baik harus memiliki tema, tokoh dan plot atau rangka cerita.

Dialog
Dialog berisikan kata-kata. Dalam drama para tokoh harus berbicara dan apa yang diutarakan mesti sesuai dengan perannya, dengan tingkat kecerdasannya, pendidikannya, dsb. Dialog berfungsi untuk mengemukakan persoalan, menjelaskan perihal tokoh, menggerakkan plot maju, dan membukakan fakta.

Tema
Tema adalah rumusan inti sari cerita yang dipergunakan dalam menentukan arah dan tujuan cerita. Dari tema inilah kemudian ditentukan tokoh-tokohnya.

Tokoh
Dalam cerita drama tokoh merupakan unsur yang paling aktif yang menjadi penggerak cerita. Oleh karena itu seorang tokoh haruslah memiliki karakter, agar dapat berfungsi sebagai penggerak cerita yang baik. Di samping itu,  dalam naskah akan ditentukan dimensi-dimensi sang tokoh. Biasanya ada 3 dimensi yang ditentukan yaitu:
Dimensi fisiologi  (ciri-ciri badani) antara lain: usia, jenis kelamin, keadaan tubuh dan ciri-ciri muka.
Dimensi sosiologi (latar belakang) kemasyarakatan misalnya status sosial, pendidikan, pekerjaan, peranan dalam masyarakat, kehidupan pribadi, pandangan hidup, agama, hobi, dan sebagainya.
Dimensi psikologis (latar belakang kejiwaan) misalnya temperamen, mentalitas, sifat, sikap dan kelakuan, tingkat kecerdasan, keahlian dalam bidang tertentu, kecakapan, dan lain sebagainya.
Apabila kita mengabaikan salah satu saja dari ketiga dimensi di
atas, maka tokoh yang akan kita perankan akan menjadi tokoh yang kaku, timpang, bahkan cenderung menjadi tokoh yang mati.


Plot
Plot adalah alur atau kerangka cerita. Plot merupakan suatu keseluruhan peristiwa di dalam naskah. Secara garis besar, plot drama dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:

1.Pemaparan (eksposisi)
Bagian pertama dari suatu pementasan drama adalah pemaparan atau eksposisi. Pada bagian ini diceritakan mengenai tempat, waktu dan segala situasi dari para pelakunya. Kepada penonton disajikan sketsa cerita sehingga penonton dapat meraba dari mana cerita ini dimulai. Jadi eksposisi berfungsi sebagai pengantar cerita. Pada umumnya bagian ini disajikan dalam bentuk sinopsis.

2. Komplikasi awal atau konflik awal
Kalau pada bagian pertama tadi situasi cerita masih dalam keadaan seimbang maka pada bagian ini mulai timbul suatu perselisihan atau komplikasi. Konflik merupakan kekuatan penggerak drama.

3. Klimaks dan krisis
Klimaks dibangun melewati krisis demi krisis. Krisis adalah puncak plot dalam adegan. Konflik adalah satu komplikasi yang bergerak dalam suatu klimaks.

4. Penyelesaian (denouement)
Drama terdiri dari sekian adegan yang di dalamnya terdapat krisis-krisis yang memunculkan beberapa klimaks. Satu klimaks terbesar di bagian akhir selanjutnya diikuti adegan penyelesaian.

 


III. LATIHAN DASAR
Dalam bermain drama ada yang disebut dengan akting. Akting adalah pelafalan dialog (yang tertulis di dalam naskah) disertai dengan gerak atau gesture. Seorang aktor dikatakan baik apabila ia sanggup membawakan dialog sesuai dengan karakter tokoh yang diperankannya. Dialog itu bisa terdengar (volume baik), jelas (artikulasi baik), dimengerti (lafal benar), dan aktor bisa menghayati sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam naskah. Seorang aktor yang baik akan mampu membawakan dialog tersebut dengan gerak yang pas (tidak berlebihan atau dibuat-buat). Ia bergerak dengan leluasa (blocking baik)  tidak ragu
-ragu ( meyakinkan), dimengerti (sesuai dengan hukum gerak dalam kehidupan), dan juga bisa menghayati sesuai dengan tuntutan peran yang ditentukan dalam naskah.

3.1 BLOCKING
Blocking adalah kedudukan aktor pada saat di atas pentas. Dalam permainan drama, blocking yang baik sangat diperlukan, oleh karena itu pada waktu bermain kita harus selalu mengontrol tubuh kita agar tidak merusak blocking.  Blocking tersebut harus seimbang, utuh, bervariasi dan memiliki titik pusat perhatian serta wajar. Jelas, tidak ragu, meyakinkan. Ke semuanya itu mempunyai pengertian bahwa gerak yang dilakukan jangan setengah dan jangan sampai berlebihan. Kalau ragu terkesan kaku sedangkan kalau berlebihan terkesan over akting.

Beberapa prinsip dasar dalam mengolah blocking di antaranya:
1. Dimengerti (jelas) 

Apa yang kita wujudkan dalam bentuk gerak tidak menyimpang dari hukum gerak dalam kehidupan. Misalnya bila mengangkat barang yang berat dengan tangan kanan, maka tubuh kita akan miring ke kiri, dsb.
Blocking harus memiliki motivasi yang jelas berarti gerak-gerak anggota tubuh maupun gerak wajah harus sesuai tuntutan peran dalam naskah.

2. Seimbang
Seimbang berarti kedudukan pemain, termasuk juga benda-benda yang ada di
atas panggung (setting) tidak mengelompok di satu tempat, sehingga mengakibatkan adanya kesan berat sebelah. Jadi semua bagian panggung harus terwakili oleh pemain atau benda-benda yang ada di panggung. Penjelasan lebih lanjut mengenai keseimbangan panggung ini akan disampaikan pada bagian mengenai "Komposisi Pentas".

3. Utuh
Utuh berarti blocking yang ditampilkan hendaknya merupakan suatu kesatuan. Semua penempatan dan gerak yang harus dilakukan harus saling menunjang dan tidak saling menutupi.

4. Bervariasi
Bervariasi artinya bahwa kedudukan pemain tidak di suatu tempat saja, melainkan membentuk komposisi-komposisi baru sehingga penonton tidak jenuh. Keadaan seorang pemain jangan sama dengan kedudukan pemain lainnya. Misalnya sama-sama berdiri, sama-sama jongkok, menghadap ke arah yang sama, dsb. Kecuali kalau memang dikehendaki oleh naskah.

5. Memiliki titik pusat
Memiliki titik pusat artinya setiap penampilan harus memiliki titik pusat perhatian. Hal ini penting artinya untuk memperkuat peranan lakon dan mempermudah penonton untuk melihat di
mana sebenarnya titik pusat dari adegan yang sedang berlangsung. Antara pemain juga jangan saling mengacau sehingga akan mengaburkan letak titik perhatian.

6. Wajar
Wajar artinya setiap penempatan pemain ataupun benda-benda haruslah tampak wajar, tidak dibuat-buat. Di samping itu setiap penempatan juga harus memiliki motivasi dan harus beralasan.
Dalam drama kontemporer kadang-kadang naskah tidak menuntut blocking yang sempurna, bahkan kadang-kadang juga sutradara atau naskah itu sendiri sama sekali meninggalkan prinsip-prinsip blocking. Ada juga naskah yang menuntut adanya gerak-gerak yang seragam di
antara para pemainnya.

3.2 MEDITASI
Secara umum arti meditasi adalah mencoba untuk menenangkan pikiran. Dalam teater dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk menenangkan dan mengosongkan pikiran dengan tujuan untuk memperoleh kestabilan diri.

Tujuan Meditasi:
1.
Memusatkan pikiran.
Kita mencoba
memusatka pikiran kita, dengan jalan membuang segala sesuatu yang ada dalam pikiran kita, tentang berbagai masalah baik itu masalah keluarga, sekolah, pribadi dan sebagainya. Kita singkirkan semua itu dari otak kita agar pikiran kita bebas dari segala beban dan ikatan.

2. Meditasi sebagai jembatan.
Di
sini alam latihan kita sebut sebagai alam "semu", karena segala sesuatu yang kita kerjakan dalam latihan adalah semu, tidak pernah kita kerjakan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi setiap gerak kita akan berbeda dengan kelakuan kita sehari-hari. Untuk itulah kita memerlukan suatu jembatan yang akan membawa kita dari alam kehidupan kita sehari-hari ke alam latihan.

Cara meditasi:
1. Posisi tubuh tidak terikat, dalam arti tidak dipaksakan. Tetapi yang biasa dilakukan adalah dengan duduk bersila, badan usahakan tegak. Cara ini dimaksudkan untuk memberi bidang/ruangan pada rongga tubuh sebelah dalam.

2. Atur pernapasan dengan baik, hirup udara pelan-pelan dan keluarkan juga dengan perlahan. Rasakan seluruh gerak peredaran udara yang masuk dan keluar dalam tubuh kita.
Kosongkan pikiran kita, kemudian rasakan suasana yang ada di
sekeliling kita dengan segala perasaan. Kita akan merasakan suasana yang hening, tenang, bisu, diam tak bergerak. Kita menyuruh syaraf kita untuk lelap, kemudian kita siap untuk berkonsentrasi.

Catatan:
Pada suatu saat mungkin kita kehilangan rangsangan untuk berlatih, seolah-olah timbul kelesuan dalam setiap gerak dan ucapan. Hal ini sering terjadi akibat diri terlalu lelah atau terlalu banyak pikiran. Jika hal ini tidak diatasi dan kita paksakan untuk berlatih, maka akan sia-sia belaka. Cara untuk mengatasi adalah dengan MEDITASI. Meditasi juga perlu dilakukan bila kita akan bermain di panggung, agar kita dapat mengonsentrasikan diri kita dengan peran yang hendak kita bawakan.


3.3 KONSENTRASI
Konsentrasi secara umum berarti "pemusatan". Dalam teater kita mengartikannya dengan pemusatan pikiran terhadap alam latihan atau peran-peran yang akan kita bawakan agar kita tidak terganggu dengan pikiran-pikiran lain, sehingga kita dapat menjiwai segala sesuatu yang kita kerjakan.

Cara konsentrasi:
Kita harus melakukan dahulu meditasi. Kita
pusatkan dulu pikiran kita, dengan cara-cara yang sudah ditentukan. Kita kerjakan sesempurna mungkin agar pikiran kita benar-benar kosong dan siap berkonsentrasi.
Setelah pikiran kita kosong, mulailah memasuki otak kita dengan satu unsur pikiran. Rasakan bahwa saat ini sedang latihan, kita memasuki alam semu yang tidak kita dapati dalam kehidupan sehari-hari. Jangan memikirkan yang lain, selain bahwa kita saat ini sedang latihan teater.

Catatan:
Pada saat kita akan membawakan suatu peran, misalnya sebagai ayah, nenek, gadis pemalu dan sebagainya, baik itu dalam latihan atau pementasan, konsentrasikan pikiran kita pada hal tersebut. Jangan sekali-kali memikirkan yang lain.

3.4 PERNAPASAN
Seorang artis panggung, baik itu dramawan ataupun penyanyi, maka untuk memperoleh suara yang baik ia memerlukan pernapasan yang baik pula. Oleh karena itu ia harus melatih pernapasan/alat-alat pernapasannya serta mempergunakannya secara tepat agar dapat diperoleh hasil yang maksimum, baik dalam latihan ataupun dalam pementasan.
Ada empat macam pernapasan yang biasa dipergunakan:

1. Pernapasan dada
Pada pernapasan dada kita menyerap udara kemudian kita masukkan ke rongga dada sehingga dada kita membusung. Di kalangan orang orang teater pernapasan dada biasanya tidak dipergunakan karena di
samping daya tampung atau kapasitas dada untuk udara sangat sedikit, juga dapat mengganggu gerak/akting sang aktor, karena bahu menjadi kaku.

2. Pernapasan perut
Dinamakan pernapasan perut jika udara yang kita hisap kita masukkan ke dalam perut sehingga perut kita menggelembung. Pernapasan perut dipergunakan oleh sebagian dramawan, karena tidak banyak mengganggu gerak dan daya tampungnya lebih banyak dibandingkan dada.

3. Pernapasan lengkap
Pada pernapasan lengkap kita mempergunakan dada dan perut untuk menyimpan udara, sehingga udara yang kita serap sangat banyak (maksimum). Pernapasan lengkap dipergunakan oleh sebagian artis panggung yang biasanya tidak terlalu mengutamakan akting, tetapi mengutamakan vokal.

4. Pernapasan diafragma
Diafragma adalah bagian tubuh kita yang terletak di
antara rongga dada dan perut. Sedangkan yang dimaksud dengan Pernapasan diafragma adalah ketika sang aktor itu mengambil udara sebanyak-banyaknya kemudian disimpan di diafragma dan rasakan bahwa diafragma itu benar-benar mengembang. Hal ini dapat kita rasakan dengan mengembangnya perut, pinggang, bahkan bagian belakang tubuh di sebelah atas pinggul kita juga turut mengembang.
Akhir-akhir ini, banyak orang teater yang mempergunakan pernapasan diafragma, karena tidak banyak mengganggu gerak dan daya tampungnya lebih banyak dibandingkan dengan pernapasan perut.

Latihan latihan pernapasan:
Pertama kita menyerap udara sebanyak mungkin. Kemudian masukkan ke dalam dada, kemudian turunkan ke perut, sampai di situ napas kita tahan. Dalam keadaan demikian tubuh kita gerakkan turun sampai batas maksimum bawah. Setelah sampai di bawah, lalu naik lagi ke posisi semula, barulah napas kita keluarkan kembali.

Cara kedua adalah menarik napas dan mengeluarkannya kembali dengan cepat.
Cara berikutnya adalah menarik napas dalam, kemudian keluarkan lewat mulut dengan mendesis, menggumam, ataupun cara lain. Di sini kita sudah mulai menyinggung vokal.
*Catatan: Bila sudah menentukan pernapasan apa yang akan kita pakai, disarankan agar janganlah beralih ke bentuk pernapasan yang lain.

3.5 VOKAL
Untuk menjadi seorang pemain drama yang baik, maka dia harus mempunyai dasar vokal yang baik pula. "Baik" dalam pengertian:
- dapat terdengar (dalam jangkauan penonton, sampai penonton, yang paling belakang),
- jelas (artikulasi/pengucapan yang tepat),
- tersampaikan misi (pesan) dari dialog yang diucapkan, dan
- tidak monoton.

Untuk mempunyai vokal yang baik ini, maka perlu dilakukan latihan vokal. Banyak cara, yang dilakukan untuk melatih vokal, antara lain:
1. Tariklah napas, lantas keluarkan lewat mulut sambil menghenta
kkan suara "wah…" dengan energi suara. Lakukan   ini berulang kali.
2. Tariklah napas, lantas keluarkan lewat mulut sambil menggumam "mmm…mmm…" (suara keluar lewat hidung).

3. Sama dengan latihan kedua, hanya keluarkan dengan suara mendesis,"ssss……."
4. Hirup udara banyak banyak, kemudian keluarkan vokal "aaaaa……." sampai batas napas yang terakhir. Nada suara jangan berubah.
5. Sama dengan latihan di atas, hanya nada (tinggi rendah suara) diubah-ubah naik turun (dalam satu tarikan napas)
6. Keluarkan vokal "a…..a……" secara terputus-putus.
7. Keluarkan suara vokal "a i u e o", "ai ao au ae ", "oa oi oe ou", "iao iau iae aie aio aiu oui oua uei uia ......" dan sebagainya.
8. Berteriaklah sekuat kuatnya sampai ke tingkat histeris.
9. Bersuara, berbicara, berteriak sambil berjalan, jongkok, bergulung gulung, berlari, berputar putar dan berbagai variasi lainnnya.

*Catatan:
Apabila suara kita menjadi serak karena latihan latihan tadi, janganlah takut. Hal ini biasa terjadi apabila kita baru pertama kali melakukan. Sebabnya adalah karena lendir lendir di tenggorokan terkikis, bila kita bersuara keras. Tetapi bila kita sudah terbiasa, tenggorokan kita sudah agak longgar dan selaput suara (larink) sudah menjadi elastis. Maka suara yang serak tersebut akam menghilang dengan sendirinya. Dan ingat, janganlah terlalu memaksa alat alat suara untuk bersuara keras, sebab apabila dipaksakan akan dapat merusak alat alat suara kita. Berlatihlah dalam batas-batas yang wajar.
Latihan ini biasanya dilakukan di alam terbuka. misalnya di gunung, di tepi sungai, di dekat air terjun dan sebagainya. Di sana kita mencoba mengalahkan suara suara di sekitar kita, disamping untuk menghayati karunia Tuhan.

3.6 ARTIKULASI
Artikulasi yang dimaksud adalah pengucapan kata melalui mulut agar terdengar dengan baik dan benar serta jelas, sehingga telinga pendengar/penonton dapat mengerti pada kata-kata yang diucapkan. Pada pengertian artikulasi ini dapat ditemukan beberapa sebab yang mongakibatkan terjadinya artikulasi yang kurang/tidak benar, yaitu:
1. Cacat artikulasi alami: cacat artikulasi ini dialami oleh orang yang berbicara gagap atau orang yang sulit mengucapkan salah satu konsonan, misalnya "r", dan sebagainya.
2. Artikulasi jelek; ini bukan disebabkan karena cacat artikulasi, melainkan terjadi sewaktu-waktu. Hal ini sering terjadi pada pengucapan naskah/dialog.
Misalnya:
Kehormatan menjadi kormatan,
menyambung
 menjadi mengambung, dan sebagainya.

Artikulasi jelek disebabkan  belum terbiasa pada dialog, pengucapan terlalu cepat, gugup, dan sebagainya. Sedangkan artikulasi menjadi tak tentu: hal ini terjadi karena pengucapan kata/dialog terlalu cepat, seolah olah kata demi kata berdempetan tanpa adanya jarak sama sekali.


Untuk mendapatkan artikulasi yang baik, maka kita harus melakukan latihan:
1. Mengucapkan alfabet dengan benar, perhatikan bentuk mulut pada setiap pengucapan. Ucapkan setiap huruf   dengan nada-nada tinggi, rendah, sengau, kecil, besar, dsb. Juga ucapkanlah dengan berbisik.
2. Variasikan dengan pengucapan lambat, cepat, naik, turun, dsb
3. Membaca kalimat dengan berbagai variasi seperti di atas. Perhatikan juga bentuk mulut.

 
3.7 INTONASI
Seandainya pada dialog yang kita ucapkan, kita tidak menggunakan intonasi, maka akan terasa monoton, datar dan membosankan. Yang dimaksud intonasi di sini adalah tekanan-tekanan yang diberikan pada kata, bagian kata atau dialog. Dalam tatanan intonasi, terdapat tiga macam, yaitu:

Tekanan Dinamik (keras lemah)
Ucapkanlah dialog pada naskah dengan melakukan penekanan-penekanan pada setiap kata yang memerlukan penekanan. Misainya saya pada kalimat "Saya membeli pensil ini" Perhatikan bahwa setiap tekanan memiliki arti yang berbeda. Misal:
SAYA membeli pensil ini. (Saya, bukan orang lain)
Saya MEMBELI pensil ini. (Membeli, bukan, menjual)
Saya membeli PENSIL ini. (Pensil, bukan buku tulis)

Tekanan Nada (tinggi rendah)
Cobalah mengucapkan kalimat/dialog dengan memakai nada/aksen, artinya tidak mengucapkan seperti biasanya. Yang dimaksud di sini adalah membaca/mengucapkan dialog dengan Suara yang naik turun dan berubah-ubah. Jadi yang dimaksud dengan tekanan nada ialah tekanan tentang tinggi rendahnya suatu kata.

Tekanan Tempo
Tekanan tempo adalah memperlambat atau mempercepat pengucapan. Tekanan ini sering dipergunakan untuk lebih mempertegas apa yang kita maksudkan. Untuk latihannya cobalah membaca naskah dengan tempo yang berbeda-beda. Lambat atau cepat silih berganti.

3.8 WARNA SUARA
Hampir setiap orang memiliki warna suara yang berbeda. Demikian pula usia sangat mempengaruhi warna suara. Misalnya saja seorang kakek, akan berbeda warna suaranya dengan seorang anak muda. Seorang ibu akan berbeda warna suaranya dengan anak gadisnya. Apalagi antara laki
-laki dengan perempuan, akan sangat jelas perbedaan warna suaranya. Jadi jelaslah bahwa untuk membawakan suatu dialog dengan baik, maka selain harus memperhatikan artikulasi, gestikulasi dan intonasi, harus memperhatikan juga warna suara. Sebagai latihan dapat dicoba mengubah-ubah warna suara dengan menirukan warna suara seorang tua, pengemis, anak kecil, dan lain sebagainya.

Untuk latihan cobalah membaca naskah berikut ini dengan menggunakan dasar-dasar vokal seperti di atas.
(Kang Dul masuk tergopoh gopoh)
Kang Dul: Aduh Mas….e…..e…..itu, Mas…. Anu…. Mas….a….a….ada mahasiswa bawa mobil, pakaiannya bagus. Saya takut, Mas, mungkin dia orang kota, Mas.
Bambang: Goblog ! Kenapa Takut ? Kenapa tidak kau kumpulkan saja orang-orangmu untuk mengusirnya ?
Pak Slamet: (kepada Bambang) Kau lebih-lebih Goblog ! Kau membohongi saya ! Kau tadi lapor apa ?! Sudah tidak ada orang kota yang masuk ke daerah kita, hei ! (sambil mencengkeram Bambang).
Bambang: Sungguh, Pak, sudah lama tidak ada orang kota yang masuk.
Pak Slamet: (membentak sambil mendorong) Diam Kamu !
(kepada Kang Dul) Di mana dia sekarang ?
Kang Dul: Di sana Pak, nongkrong di kantin sambil main leptop.

Selain mengenai dasar dasar vokal di atas, dalam sebuah dialog diperlukan juga adanya suatu penghayatan. Mengenai penghayatan ini akan diterangkan dalam bagian tersendiri.

3.9 GESTIKULASI
Gestikulasi adalah suatu cara untuk memenggal kata dan memberi tekanan pada kata atau kalimat pada sebuah dialog. Jadi seperti halnya artikulasi, gestikulasi pun merupakan bagian dari dialog, hanya saja fungsinya yang berbeda. Gestikulasi tidak disebut pemenggalan kalimat karena dalam dialog satu kata dengan satu kalimat kadang kadang memiliki arti yang sama. Misalnya kata "Pergi !!!!" dengan kalimat "Angkat kaki dari sini !!!". Juga dalam drama bisa saja terjadi sebuah dialog yang berbentuk "Lalu ?" , "Kenapa ?" atau "Tidak !" dan sebagainya. Karena itu diperlukan suatu ketrampilan dalam memenggal kata pada sebuah dialog. Gestikulasi harus dilakukan, sebab kata kata yang pertama dengan kata berikutnya dalam sebuah dialog dapat memiliki maksud yang berbeda. Misalnya: "Tuan kelewatan. Pergi!". Antara "Tuan kelewatan" dan "Pergi" harus dilakukan pemenggalan karena antara keduanya memiliki maksud yang berbeda. Hal ini dilakukan agar lebih lancar dalam memberikan tekanan pada kata. Misalnya "Tuan kelewatan"....... (mendapat tekanan), "Pergi…." (mendapat tekanan).


3.10 OLAH TUBUH
Sebelum kita melangkah lebih jauh untuk mempelajari seluk beluk gerak, maka terlebih dahulu kita harus mengenal tentang olah tubuh. Olah tubuh (bisa juga dikatakan senam), sangat perlu dilakukan sebelum kita mengadakan latihan atau pementasan. Dengan berolah tubuh kita akan, mendapat keadaaan atau kondisi tubuh yang maksimal. Selain itu olah tubuh juga mempunyai tujuan melatih atau melemaskan otot otot kita supaya elastis, lentur, luwes dan supaya tidak ada bagian bagian tubuh kita yang kaku selama latihan-latihan nanti.

Pelaksanaan olah tubuh:
Pertama sekali mari kita perhatikan dan rasakan dengan segenap panca indera yang kita punyai. Dengan memakai rasa kita perhatikan seluruh tubuh kita, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Sekarang mari kita menggerakkan tubuh kita.
1. Jatuhkan kepala ke depan. Kemudian jatuhkan ke belakang, ke kiri, ke kanan. Ingat kepala/leher dalam keadaan lemas, seperti orang mengantuk.
2. Putar kepala pelan pelan dan rasakan lekukan lekukan di leher, mulai dari muka. kemudian ke kiri, ke belakang dan ke kanan. Begitu seterusnya dan lakukan berkali kali. Ingat, pelan pelan dan rasakan!
3. Putar bahu ke arah depan berkali kali, juga ke arah belakang. Pertama satu-persatu terlebih dahulu, baru kemudian bahu kiri dan kanan diputar serentak.

4. Putar bahu kanan ke arah depan, sedangkan bahu kiri diputar ke arah belakang. Demikian pula sebaliknya.

5. Rentangkan tangan kemudian putar pergelangan tangan, putar batas siku, putar tangan keseluruhan. Lakukan berkali kali, pertama tangan kanan dahulu, kemudian tangan kiri, baru bersama sama.

6. Putar pinggang ke kiri, depan, kanan, belakang. Juga sebaliknya.
7. Ambil posisi berdiri yang sempurna, lalu angkat kaki kanan dengan tumpuan pada kaki kiri. Jaga jangan sampai jatuh. Kemudian putar pergelangan kaki kanan, putar lutut kanan, putar seluruh kaki kanan. Kerjakan juga pada kaki kiri sesuai dengan cara di atas.
8. Sebagai pembuka dan penutup olah tubuh ini, lakukan iari lari di tempat dan meloncat loncat.

Macam Macam Gerak:
Setiap orang memerlukan gerak dalam hidupnya. Banyak gerak yang dapat dilakukan manusia. Dalam latihan dasar teater, kita juga harus mengenal dengan baik bermacam macam gerak Latihan mengenai gerak ini harus diperhatikan secara khusus oleh seseorang yang berkecimpung dalam bidang teater.
Pada dasarnya gerak dapat dibagi menjadi dua, yaitu

Gerak teaterikal
Gerak teaterikal adalah gerak yang dipakai dalam teater, yaitu gerak yang lahir dari keinginan bergerak yang sesuai dengan apa yang dituntut dalam naskah. Jadi gerak teaterikal hanya tercipta pada waktu memainkan naskah drama.

Gerak non teaterikal
Gerak non teaterikal adalah gerak kita dalam kehidupan sehari hari. Gerak yang dipakai dalam teater (gerak teatrikal) ada bermacam macam, secara garis besar dapat kita bagi menjadi dua, yaitu gerak halus dan gerak kasar.

Gerak Halus
Gerak halus adalah gerak pada raut muka kita atau perubahan mimik, atau yang lebih dikenal lagi dengan ekspresi. Gerak ini timbul karena pengaruh dari dalam/emosi, misalnya marah, sedih, gembira, dan sebagainya.

Gerak Kasar
Gerak kasar adalah gerak dari seluruh/sebagian anggota tubuh kita. Gerak ini timbul karena adanya pengaruh baik dari luar maupun dari dalam. Gerak kasar masih dapat dibagi menjadi empat bagian. yaitu:
(1)Business, adalah gerak gerak kecil yang kita lakukan tanpa penuh kesadaran Gerak ini kita lakukan secara spontan, tanpa terpikirkan (refleks). Misalnya:
- sewaktu kita sedang mendengar alunan musik, secara tak sadar kita menggerak gerakkan tangan atau kaki mengikuti irama musik.
- sewaktu kita sedang belajar/membaca, kaki kita digigit nyamuk. Secara refleks tangan kita akan memukul kaki yang tergigit nyamuk tanpa kehilangan konsentrasi kita pada belajar.

(2)Gestures, adalah gerak gerak besar yang kita lakukan. Gerak ini adalah gerak yang kita lakukan secara sadar. Gerak yang terjadi setelah mendapat perintah dari diri/otak kita Untuk melakukan sesuatu, misalnya saja menulis, mengambil gelas, jongkok, dsb. (3)Movement, adalah gerak perpindahan tubuh dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Gerak ini tidak hanya terbatas pada berjalan saja, tetapi dapat juga berupa berlari, bergulung gulung, melompat, dsb. (4)Guide, adalah cara berjalan. Cara berjalan disini bisa bermacam-macam. Cara berjalan orang tua akan berbeda dengan cara berjalan seorang anak kecil, berbeda pula dengan cara berjalan orang yang sedang mabuk, dsb.

Setiap gerakan yang kita lakukan harus mempunyai arti, motif dan dasar. Hal ini harus benar-benar diperhatikan dan harus diyakini benar-benar oleh seorang pemain apa maksud dan maknanya ia melakukan gerakan yang demikian itu. Dalam latihan gerak, kita mengenal latihan "gerak-gerak dasar". Latihan mengenai gerak-gerak dasar ini kita bagi menjadi tiga bagian, yaitu:

(1)Gerak dasar bawah: posisinya dalam keadaan duduk bersila. Di sini kita hanya boleh bergerak sebebasnya mulai dari tempat kita berpijak sampai pada batas kepala kita.

(2)Gerak dasar tengah: posisi kita saat ini dalam keadaan setengah berdiri. Di sini kita diperbolehkan bergerak mulai dari bawah sampai diatas kepala.
(3)Gerak dasar atas: di sini kita boleh bergerak sebebas-bebasnya tanpa ada batas.


Dalam melakukan gerak-gerak dasar diatas kita dituntut untuk berimprovisasi / menciptakan gerak-gerak yang bebas, indah dan artistik.


Latihan-latihan gerak yang lain:
1. Latihan cermin.

Dua orang berdiri berhadap-hadapan satu sama lain. Salah seorang lalu membuat gerakan dan yang lain menirukannya, persis seperti apa yang dilakukan temannya, seolah-olah sedang berdiri didepan cermin. Latihan ini dilakukan bergantian.

2. Latihan gerak dan tatap mata
Sama dengan latihan cermin, hanya waktu berhadapan mata kedua orang tadi saling tatap, seolah kedua pasang mata sudah saling mengerti apa yang akan digerakkan nanti.

3. Latihan melenturkan tubuh
Seseorang berdiri dalam keadaan lemas. Kemudian seorang lagi membantu mengangkat tangan temannya. Setelah sampai atas dijatuhkan. Dapat juga sebelum dijatuhkan lengan / tangan tersebut diputar-putar terlebih dahulu.

4. Latihan gerak bersama
Suatu kelompok yang terdiri dari beberapa orang melakukan gerakan yang sama seperti dilakukan oleh pemimpin kelompok tersebut, yang berdiri di
depan mereka.

5. Latihan gerak mengalir
Suatu kelompok yang terdiri beberapa orang saling bergandengan tangan, membentuk lingkaran. Kemudian salah seorang mulai melakukan gerakan ( menggerakkan tangan atau tubuh ) dan yang lain mengikuti gerakan tangan orang yang menggandeng tangannya. Selama melakukan gerakan, tangan kita jangan sampai terlepas dari tangan teman kita. Latihan ini dilakukan dengan memejamkan mata dan konsentrasi, sehingga akan terbentuk gerakan yang artistik.

3.11 GERAK DAN VOKAL
Setelah kita berlatih tentang vokal dan gerak secara terpisah, maka sekarang kita mencoba untuk memadukan antara vokal dan gerak. Banyak bentuk-bentuk latihan yang dapat dilakukan, antara lain mengucapkan kalimat yang panjang sambil berlari-lari, melompat, jongkok, bergulung-gulung, atau juga bisa dengan memutar-mutar kepala, memutar-mutar tubuh, dan sebagainya. Latihan ini berguna sekali bagi kita pada waktu acting. Tujuannya adalah agar vokal dan gerak kita selalu serasi, agar gerak kita tidak terlalu banyak berpengaruh pada vokal.

3.12 PENGGUNAAN PANCAINDERA
Manusia yang normal dikaruniai Tuhan dengan lima panca indera secara utuh. Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menggunakan panca indera kita tersebut, baik secara bersama-sama ataupun sendiri-sendiri. Dalam teater kita juga harus menggunakan indera kita dengan baik agar dapat memainkan suatu peran dengan baik pula.
Supaya alat-alat indera kita dapat bekerja semaksimal mungkin, tentu saja harus dilatih. Hal ini sangat perlu dalam teater untuk membantu kita dalam membentuk ekspresi. Bentuk-bentuk latihan yang dapat dilakukan, antara lain:

Mata
Duduk bersila sambil menatap suatu titik di dinding. Konsentrasi hanya pada titik tersebut. Usahakan menatap titik tersebut tanpa berkedip, selama mungkin.

Telinga
Duduk bersila, pejamkan mata. Sementara itu seseorang mengetuk-ngetuk sesuatu pada beberapa macam benda, di
mana setiap benda memiliki nada / suara yang berlainan. Hitunglah berapa kali ketukan pada benda yang sudah ditentukan.
Duduklah di
tepi jalan yang ramai, sambil memejamkan mata. Cobalah untuk mengenali suara apa saja yang masuk ke telinga, misalnya suara truk, bus, sepeda motor, suara tawa seseorang di atas sepeda motor, suara sepatu di atas trotoar, dsb.

Hidung
Duduk di
tepi jalan sambil memejamkan mata, kemudian cobalah untuk mengenali bau apa yang ada di sekitar kita. Misalnya bau keringat orang yang lewat di depan kita, bau parfum, asap knalpot, asap rokok, atau tanah yang baru disiram hujan, dsb.
Ciumlah tangan, kaki, pakaian, dan jika bisa seluruh tubuh kita, rasakan dan hayati benar-benar bagaimana baunya.

Kulit
Rabalah tangan, kaki, kepala dan seluruh tubuh kita, juga pakaian kita. Rasakan dan kenalilah tubuh kita itu, cari perbedaan antara setiap tubuh.
Rabalah dinding, lantai, meja, atau benda-benda lain. Perhatikanlah bagaimana rasanya, dingin atau panas. Juga sifatnya halus atau kasar dan coba juga mengenali bentuknya. Lakukan latihan ini dengan mata terpejam.

Lidah
Rabalah dengan lidah bagaimana bentuk mulut kita, bagaimana bentuk gigi, langit-langit, bibir, dan sebagainya.
Rasakan dengan menjilat, bagaimana rasa dari sebuah kancing baju, sapu tangan, batang pensil, tangan yang berkeringat,
dsb.

3.13 KARAKTERISASI
Karakterisasi adalah suatu usaha untuk menampilkan karakter atau watak dari tokoh yang diperankan. Tokoh-tokoh dalam drama, adalah orang-orang yang berkarakter. Jadi seorang pemain drama yang baik harus bisa menampilkan karakter dari tokoh yang diperankannya dengan tepat. Dengan demikian penampilannya akan menjadi sempurna karena ia tidak hanya menjadi figur dari seorang tokoh saja, melainkan juga memiliki watak dari tokoh tersebut.

Agar kita dapat memainkan tokoh yang berkarakter seperti yang dituntut naskah

 

Contoh drama anak:

https://youtu.be/Ks8bAh5yCFQ

https://youtu.be/ClWOCvKLErs Monoplay

https://youtu.be/a9dwrQGx4WA Putri Salju

 

Senin, 27 September 2021

 


STEAM

What is STEAM Education?

Sumber:

What is STEAM Education? The Definitive Guide for K-12 Schools (artsintegration.com)

STEAM Education adalah pendekatan pembelajaran yang menggunakan Sains, Teknologi, Teknik, Seni, dan Matematika sebagai titik akses untuk memandu inkuiri siswa, dialog, dan pemikiran kritis.

STEAM dirancang untuk mengintegrasikan mata pelajaran STEM dengan mata pelajaran seni ke dalam berbagai disiplin ilmu pendidikan yang relevan.

Menggunakan hasil pendidikan STEAM di mahasiswa yang mengambil risiko bijaksana, terlibat dalam pengalaman belajar, bertahan dalam pemecahan masalah, kolaborasi pelukan, dan bekerja melalui proses kreatif. Inilah para inovator, pendidik, pemimpin, dan pembelajar abad ke-21! Artikel komprehensif ini akan membantu Anda memahami kunci upaya STEAM yang berarti.

Mengapa Pendidikan STEAM Penting?

Sudah terlalu lama di dunia pendidikan, kami bekerja dengan anggapan mengajar untuk memastikan siswa kami mendapatkan "pekerjaan yang baik". Tapi seperti apa itu? Kami sedang mempersiapkan siswa untuk pekerjaan yang bahkan tidak ada.

Kami berada pada titik di mana tidak hanya mungkin, tetapi juga penting bahwa kami memfasilitasi lingkungan belajar yang cair, dinamis, dan relevan. Tak satu pun dari kita pergi ke luar dan melihat pohon dan berkata, "itu pohon, jadi itu sains" atau, "langit itu biru, jadi itu seni."

Dunia kita adalah permadani pembelajaran yang indah, kompleks, dan rumit dengan caranya sendiri. Mengapa kita percaya bahwa kita memiliki kemampuan atau hak untuk menyimpannya di balik tembok bata dan pintu kelas di tempat yang disebut sekolah?

Mengintegrasikan konsep, topik, standar, dan penilaian adalah cara yang ampuh untuk mengganggu jalannya acara biasa bagi siswa kami dan untuk membantu mengubah komidi putar "sekolah".

Dibutuhkan apa yang kita lakukan ketika kita membuka pintu ke dunia nyata dan menempatkan praktik yang sama dalam siklus belajar dan mengajar kita. Jadi kita akhirnya bisa menghapus dinding bata dan pintu kelas untuk mendapatkan inti pembelajaran.

Apa Kata Penelitian

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa STEAM adalah pendekatan yang menjanjikan untuk berdampak positif pada prestasi siswa dan kemanjuran guru. Dalam sebuah studi tahun 2016 , para peneliti menyelidiki dampak pelajaran STEAM pada pembelajaran ilmu fisika di kelas 3 hingga 5 di sekolah dasar dengan tingkat kemiskinan tinggi di distrik perkotaan. Temuan menunjukkan bahwa siswa yang menerima hanya sembilan jam instruksi STEAM membuat peningkatan prestasi sains mereka (Brouillette, L., & Graham, NJ) .

Studi lain dari tahun 2014 menunjukkan hubungan STEAM dan literasi dapat berdampak positif pada perkembangan kognitif, meningkatkan literasi dan keterampilan matematika, dan membantu siswa merefleksikan secara bermakna pada pekerjaan mereka dan rekan-rekan mereka (Cunnington, Marisol, Andrea Kantrowitz, Susanne Harnett, dan Aline Hill- Ries.) . Hal ini lebih lanjut didukung oleh studi tentang hubungan antara seni teater dan literasi siswa dan prestasi matematika dari tahun 2014. “Hasil menunjukkan bahwa siswa yang kurikulum seni bahasanya diresapi dengan seni teater sering mengungguli  rekan-rekan kelompok kontrol mereka, yang tidak menerima integrasi seni, dalam baik matematika maupun seni bahasa” (Inoa, R., Weltsek, G., & Tabone, C.).

Dan dalam sebuah studi internasional yang diterbitkan dalam Journal of Educational Change , para peneliti menemukan bahwa refleksi guru sekolah menengah “mengungkapkan pembelajaran antar, trans- dan lintas disiplin yang dibentuk oleh kolaborasi guru, dialog, dan organisasi kelas yang mendorong pemikiran kritis dan kreatif.” ( Anne Harris dan Leon R. de Bruin).

STEM vs. STEAM

Gerakan STEM ke STEAM telah berakar selama beberapa tahun terakhir dan melonjak maju sebagai mode tindakan positif untuk benar-benar memenuhi kebutuhan ekonomi abad ke-21. STEM sendiri kehilangan beberapa komponen kunci yang oleh banyak pemberi kerja, pendidik, dan orang tua telah disuarakan sebagai hal yang penting bagi anak-anak kita untuk berkembang di masa sekarang dan dengan cepat mendekati masa depan.

Banyak yang telah diumumkan tentang perlunya lebih banyak “program” STEM di sekolah kita. Logikanya sederhana: gelombang kemakmuran ekonomi masa depan terletak pada tenaga kerja yang berpengalaman dalam pasar kerja yang meningkat seperti sains, teknologi, teknik, dan matematika. Dengan demikian, telah terjadi peningkatan investasi dalam inisiatif STEM di sekolah. Ini termasuk (tetapi tidak terbatas pada):

  • menyediakan perangkat seluler untuk siswa (kadang-kadang dalam bentuk laboratorium komputer, dan kadang-kadang dalam bentuk 1:1 – satu perangkat untuk setiap siswa)
  • klub atau program STEM setelah sekolah
  • Kurikulum STEM, di mana proyek yang menggunakan praktik STEM tertanam
  • Inisiatif BYOD (bawa perangkat Anda sendiri)
  • STEM hari untuk mendorong eksplorasi langsung dalam masing-masing disiplin ilmu ini
  • program robotika

 

Meskipun inisiatif-inisiatif ini merupakan awal yang baik untuk eksplorasi keempat bidang studi ini, proses kritis kreativitas dan inovasi tidak ada. Siswa dalam program STEM mungkin memiliki lebih banyak kesempatan belajar berdasarkan pengalaman, tetapi mereka terbatas hanya pada sains, teknologi, teknik, dan matematika. Ekonomi kita membutuhkan lebih dari sekadar pemahaman tentang bidang-bidang ini – itu membutuhkan aplikasi, penciptaan, dan kecerdikan. STEM saja tidak mendukung nutrisi penting ini.

STEAM adalah cara untuk mengambil manfaat STEM dan melengkapi paket dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip ini dalam dan melalui seni.  STEAM membawa STEM ke tingkat berikutnya : memungkinkan siswa untuk menghubungkan pembelajaran mereka di area kritis ini bersama dengan praktik seni, elemen, prinsip desain, dan standar untuk menyediakan seluruh palet pembelajaran yang mereka miliki. STEAM menghilangkan keterbatasan dan menggantikannya dengan keajaiban, kritik, penyelidikan, dan inovasi.

Jelajahi Model STEAM

Jalur menuju STEAM memang mengasyikkan, tetapi juga bisa berbahaya tanpa pemahaman tentang apa sebenarnya arti STEAM baik dalam niat maupun implementasinya . Seperti pendahulunya STEM, STEAM dapat menghentikan manifestasi terbaiknya tanpa beberapa komponen inti:

  • STEAM adalah pendekatan terpadu untuk pembelajaran yang membutuhkan hubungan yang disengaja antara standar, penilaian, dan desain/implementasi pelajaran
  • Pengalaman STEAM sejati melibatkan dua atau lebih standar dari Sains, Teknologi, Teknik, Matematika, dan Seni untuk diajarkan DAN dinilai dalam dan melalui satu sama lain
  • Penyelidikan, kolaborasi, dan penekanan pada pembelajaran berbasis proses adalah inti dari pendekatan STEAM
  • Memanfaatkan dan memanfaatkan integritas seni itu sendiri sangat penting untuk inisiatif STEAM yang otentik

Untuk mencapai tujuan tersebut, sekolah harus mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk:

·         Perencanaan kolaboratif, termasuk lintas bagian guru di setiap tim

·         Menyesuaikan penjadwalan untuk mengakomodasi cara baru belajar mengajar

·         Pengembangan profesional untuk semua staf dalam praktik dan prinsip STEAM

·         Pemetaan skema STEAM untuk kurikulum dan proses desain penilaian

·         Penyelarasan dan pembongkaran standar dan penilaian

·         Proses dan strategi implementasi pelajaran yang mulus

Cara Menggunakan STEAM: Proses dan Produk

Sebenarnya ada 6 langkah untuk membuat ruang kelas yang Berpusat pada STEAM, apa pun bidang yang Anda ajar. Di setiap langkah, Anda mengerjakan konten dan standar seni untuk mengatasi masalah utama atau pertanyaan penting.

Apa yang hebat tentang proses ini adalah Anda dapat dengan mudah menggunakannya untuk membantu merencanakan pelajaran seperti yang Anda bisa untuk memfasilitasi proses pembelajaran yang sebenarnya di kelas STEAM Anda. Mari kita lihat setiap langkahnya.

1. Fokus

Pada langkah ini, kami memilih pertanyaan penting untuk dijawab atau masalah untuk dipecahkan. Sangat penting untuk memiliki fokus yang jelas tentang bagaimana pertanyaan atau masalah ini terkait dengan bidang konten STEM dan Seni yang Anda pilih.

2. Detail

Selama fase detail, Anda mencari elemen yang berkontribusi pada masalah atau pertanyaan. Saat Anda mengamati korelasi ke area lain atau mengapa masalah itu ada, Anda mulai menggali banyak informasi latar belakang utama, keterampilan, atau proses yang sudah dimiliki siswa untuk menjawab pertanyaan itu.

3. Penemuan

Discovery adalah semua tentang penelitian aktif dan pengajaran yang disengaja. Pada langkah ini, siswa meneliti solusi saat ini, serta apa yang TIDAK bekerja berdasarkan solusi yang sudah ada. Sebagai seorang guru, Anda dapat menggunakan tahap ini untuk menganalisis kesenjangan yang mungkin dimiliki siswa Anda dalam suatu keterampilan atau proses dan untuk mengajarkan keterampilan atau proses tersebut secara eksplisit.

4. Aplikasi

Di sinilah kesenangan terjadi! Setelah siswa menyelam jauh ke dalam masalah atau pertanyaan dan telah menganalisis solusi saat ini serta apa yang masih perlu ditangani, mereka dapat mulai membuat solusi atau komposisi mereka sendiri untuk masalah tersebut. Di sinilah mereka menggunakan keterampilan, proses, dan pengetahuan yang diajarkan pada tahap penemuan dan menerapkannya.

5. Presentasi

Setelah siswa membuat solusi atau komposisi mereka, saatnya untuk membagikannya. Penting bahwa pekerjaan disajikan untuk umpan balik dan sebagai cara untuk berekspresi berdasarkan perspektif siswa sendiri seputar pertanyaan atau masalah yang dihadapi. Ini juga merupakan kesempatan penting untuk memfasilitasi umpan balik dan membantu siswa belajar bagaimana memberi dan menerima masukan.

6. Tautan

Langkah inilah yang menutup loop. Siswa memiliki kesempatan untuk merefleksikan umpan balik yang dibagikan dan pada proses dan keterampilan mereka sendiri. Berdasarkan refleksi tersebut, siswa mampu merevisi pekerjaannya sesuai kebutuhan dan menghasilkan solusi yang lebih baik lagi.

Menghubungkan STEAM dan Literasi

Fondasi STEAM terletak pada inkuiri, pemikiran kritis, dan pembelajaran berbasis proses. Itu sangat penting. Seluruh gagasan seputar pelajaran STEAM dan pendekatan STEAM adalah bahwa itu didasarkan pada pertanyaan, dan pertanyaan yang sangat mendalam. Kami ingin mulai mengajukan pertanyaan yang tidak dapat di-Google.

Inkuiri, rasa ingin tahu, mampu menemukan solusi untuk suatu masalah, dan menjadi kreatif dalam menemukan solusi adalah inti dari pendekatan ini. Ini berarti bahwa humaniora dijalin ke dalam STEAM seperti yang lainnya.

Menggunakan STEAM tidak berarti membiarkan seni bahasa Inggris atau studi sosial pergi ke pinggir jalan.

Anda dapat menggunakan pelajaran STEAM dengan ide-ide itu, karena pada dasarnya dibangun dengan mengajukan pertanyaan yang sangat bagus, dan kemudian mencari solusi untuk masalah yang disajikan di area konten tersebut.

Itu tidak harus hanya terjadi di bidang STEM, atau di bidang seni dengan STEM; Anda dapat menghubungkan semua humaniora melalui STEAM melalui gagasan bahwa Anda sedang mencari solusi untuk masalah yang sangat spesifik yang muncul dari proses penyelidikan.

Tapi ini menimbulkan pertanyaan: jika STEAM adalah singkatan dari Science, Technology, Engineering, the Arts and Math, apa yang terjadi dengan membaca dan menulis? Apakah kita hanya menghapusnya sepenuhnya, atau apakah kita pindah ke sesuatu yang lain dan menyebutnya STREAM (menambahkan "membaca" ke dalam akronim)? Dan kemudian… bukankah kita kembali untuk mengajarkan semuanya?

Ini adalah pertanyaan yang bagus. Jawabannya bermuara pada dua pemahaman mendalam:

1. Literasi adalah bagian dari setiap area konten – selalu.

Anda dapat melek dalam matematika, seni, membaca, studi sosial, musik dan sains. Literasi adalah tindakan dengan komponen umum yang tertanam dalam cara kita mengonsumsi dan berbagi informasi. Dengan demikian, secara alami merupakan bagian dari STEAM.

2. Pemilihan standar yang selaras secara alami adalah kuncinya.

STEAM adalah penyelarasan standar yang disengaja dalam area konten yang diidentifikasi ini dan mencakup penilaian yang adil dari kedua area dalam pelajaran. Ini dipandu oleh penyelidikan dan difokuskan pada aplikasi, pembuatan dan evaluasi. Menambahkan huruf lain bukanlah intinya.

Dengan pemahaman tersebut, ada banyak cara untuk mengintegrasikan literasi dan STEAM secara sengaja di kelas Anda. Berikut adalah beberapa contoh yang mungkin berguna dalam perencanaan Anda untuk tahun ini.

Pemikiran Visual 

Memanfaatkan pemikiran visual adalah menggambar di atas dasar literasi itu sendiri. Anda dapat membaca sebuah karya seni atau musik, dengan cara yang sama Anda dapat membaca sebuah teks tradisional. Strategi berpikir visual adalah cara yang bagus untuk memperkenalkan konsep ini kepada siswa Anda dan untuk mempraktikkan literasi di semua bidang konten.

VTS terkenal sedang melihat sepotong teks (seni, fiksi, informasi, dll) dan menanyakan tiga pertanyaan ini:

  1. Apa yang terjadi dalam teks/gambar/proses ini?
  2. Apa yang Anda lihat/dengar yang membuat Anda mengatakan itu?
  3. Apa lagi yang bisa kita temukan?

Landasan pemikiran visual ada pada pertanyaan yang diajukan dan dalam mendengarkan tanggapan siswa. Ini juga merupakan keunggulan STEAM, jadi pemikiran visual dan literasi masuk akal.

Mewujudkan Teks

Mampu membuat makna pribadi membutuhkan perpindahan dari abstrak ke literal. Banyak bidang STEM berurusan dengan konsep abstrak yang sulit untuk divisualisasikan atau dirasakan. Ini dapat dilakukan dengan cepat dan mudah melalui gerakan. Menggunakan tari sebagai alat untuk mengeksplorasi suatu konsep dan kemudian menerjemahkannya ke dalam interpretasi literal adalah suatu bentuk tulisan. Hanya karena dilakukan dengan tubuh tidak berarti komposisinya berkurang.

Berikut adalah beberapa strategi khusus yang menggunakan komposisi tari sebagai media untuk STEAM:

Pengajaran Timbal Balik

Pengajaran timbal balik adalah tentang menggunakan strategi pemahaman untuk melakukan percakapan formal tentang teks. Jika teks adalah karya seni, atau jika itu adalah temuan ilmiah, strategi pengajaran timbal balik akan berhasil terlepas dari isinya. Berikut langkah-langkah yang Anda butuhkan:

  1. Meramalkan
  2. Pertanyaan
  3. Menjelaskan
  4. Meringkaskan

Mulailah dengan meminta siswa untuk memprediksi hasil berdasarkan masalah, proses, atau petunjuk artistik. Kemudian, ajukan beberapa pertanyaan pemandu dan dorong siswa Anda untuk saling bertanya tentang pekerjaan tersebut. Siswa kemudian dapat menunjukkan unsur-unsur masalah, proses, atau seni prompt yang mereka tidak mengerti. Mereka kemudian dapat meneliti jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini dan meringkas temuan mereka. Strategi ini sering digunakan untuk menganalisis teks tradisional dan merupakan komponen inti literasi, tetapi dapat dengan mudah diterapkan pada area konten apa pun.

5. Praktik Terbaik untuk Menghubungkan STEAM dengan Pendidikan Khusus

Siswa Pendidikan Luar Biasa seringkali pergi ke kelas intervensi menggantikan kelas seni (teknologi, seni, musik, dll). Hal yang sama juga berlaku untuk siswa yang berprestasi di bawah tingkat kelas dalam matematika dan membaca. Ini bisa berarti kehilangan kesempatan untuk melibatkan siswa ini dengan cara yang berarti.  

Berikut adalah daftar lima praktik terbaik untuk merencanakan proyek STEAM secara sengaja untuk siswa berkebutuhan khusus Anda.

1. Berikan Pilihan Daripada Hasil yang Ditetapkan

Dengan memberikan rubrik kepada siswa Anda dan kebebasan untuk menghasilkan produk akhir mereka sendiri, mereka akan mengejutkan Anda dengan betapa kreatifnya mereka! Pendekatan ini mempersiapkan siswa kami untuk kehidupan di tempat kantor dunia nyata di mana proyek lebih terbuka dengan kebebasan profesional. Murid-murid saya yang bersaing dalam tantangan media sosial sangat termotivasi. Mereka terlibat dalam proyek karena mereka memiliki dukungan untuk solusi kreatif mereka.

2. Biarkan Waktu Tunggu

Saya telah menemukan bahwa salah satu aspek tersulit dalam mengawasi pelajaran STEAM adalah menyediakan waktu tunggu tambahan, memungkinkan siswa saya untuk berjuang secara produktif, dan mengabaikan naluri saya untuk menyarankan strategi yang diberikan. Misalnya, ingatkan siswa Anda tentang alat yang mereka miliki di sekitar kelas. Dorong mereka untuk mengomunikasikan ide atau pertanyaan mereka kepada pasangan. Namun, cobalah untuk menghindari melompat dengan bantuan terpandu atau dorongan tambahan saat siswa Anda mulai berjuang. Berdiskusi dengan kelas Anda setelah itu tentang tantangan yang mereka hadapi dan apa yang mereka sukai dari jenis pelajaran ini dapat membantu mereka memprosesnya karena mereka mungkin baru dalam pendekatan STEAM ini.

3. Buatlah Konkret, Bukan Abstrak

Banyak siswa berkebutuhan khusus, terutama penyandang autisme, cenderung kesulitan dengan bahasa kiasan. Dalam satu pelajaran ketika kelompok saya sedang membaca lirik sebuah lagu, beberapa siswa bingung dengan ungkapan “dia lambat seperti kura-kura”. Sejak itu, saya berusaha untuk melihat konsep abstrak dan bahasa kiasan dengan siswa saya.

4. Berpikir Peta Bisa Menjadi Sahabat Terbaik Anda

Selama tahap perencanaan awal sebuah proyek, banyak siswa perlu mengatur pemikiran mereka, mengatur catatan bacaan mereka, dan memvisualisasikan gambaran yang lebih besar. Hal ini terutama berlaku untuk siswa yang memiliki waktu yang sulit dengan penalaran inferensial. Peta berpikir dan pengatur grafik dapat membantu menjembatani kesenjangan ini. Sebuah peta alur (mirip dengan langkah-langkah kotak kartun) dapat membantu siswa mengenali atau merencanakan langkah-langkah untuk percobaan atau proyek penelitian. Kiat menghemat waktu lainnya adalah meminta guru teknologi atau media Anda (jika sekolah Anda cukup beruntung memilikinya) untuk menyelaraskan pelajaran mereka dengan proyek mendatang di kelas Anda. Guru teknologi di sekolah saya melatih siswa untuk memilih organisator grafis mereka sendiri di program komputer Vizzle.

5. Sejajarkan Tujuan dan Akomodasi Siswa dengan Pelajaran Anda

IEP siswa (Rencana Pendidikan Individu) mungkin memiliki tujuan dalam matematika, keterampilan dasar membaca, pemahaman membaca, bahasa tertulis, perilaku/manajemen diri, dan sosial/emosional (antara lain) yang dapat memberikan informasi yang berguna untuk pengelompokan siswa dan fokus pelajaran Anda. Misalnya, Anda mungkin perlu mengajarkan kosakata, membuat perancah, dan membuat model tulisan apa pun, mengintegrasikan strategi matematika atau ELA, dengan sengaja mengelompokkan siswa untuk manajemen diri, dan/atau membedakan artikel apa pun berdasarkan tingkat membaca atau menyediakan teks-ke- pilihan pidato di komputer untuk siswa yang membaca secara signifikan di bawah tingkat kelas. Hubungi pengajar khusus jika Anda memerlukan salinan IEP siswa, memiliki pertanyaan, dan/atau ingin berkolaborasi dalam merencanakan pelajaran yang akan datang. Dibutuhkan sebuah desa!

Apa yang Harus Dicari di Pelajaran dan Sekolah STEAM

Ketika menggunakan STEAM di kelas, bagaimana Anda tahu apa yang harus Anda cari dalam hasil untuk siswa, guru, dan pelajaran? Mendesain pelajaran adalah satu hal, tetapi sangat berbeda untuk melihat STEAM dalam praktiknya.

Latihan adalah salah satu hal yang paling menarik tentang menggunakan pendekatan. Selama pelajaran ini, siswa terlibat pada tingkat yang sama sekali berbeda dan sering menghasilkan pekerjaan yang jauh lebih bersemangat. Namun di kelas aktif mana pun, mudah untuk mengacaukan aktivitas dengan pembelajaran mendalam.

Hasil Uap

Cara terbaik untuk memastikan bahwa pelajaran Anda otentik untuk proses STEAM adalah dengan daftar pencarian sederhana. Kami memiliki satu yang dikembangkan untuk pencarian integrasi seni , tetapi STEAM sedikit berbeda. Ini memiliki fokus dan niat yang berbeda dengan integrasi seni. Jadi itu juga membutuhkan daftar hasil yang sedikit berbeda. Mari selami setiap komponen di bawah ini.

Hubungan Sengaja

Mirip dengan integrasi seni, pelajaran STEAM kualitas terbaik sengaja menghubungkan 2 standar yang selaras. Dua komponen pertama dari daftar ini memecahnya sedikit. Kami ingin memastikan bahwa kami sengaja memilih standar, area konten, dan topik yang masuk akal bersama-sama. Cara termudah untuk melakukannya adalah dengan mencari kata kerja serupa di seluruh standar.

Misalnya, jika standar sains meminta siswa untuk "menunjukkan" sesuatu dan standar seni meminta siswa untuk "menerapkan" keterampilan mereka, ini bisa menjadi indikator kemungkinan keselarasan. Ini bukan aturan yang keras dan cepat, tetapi pasti membantu menghilangkan standar yang tidak akan bekerja sama dan memberi kita pilihan terbaik yang tersedia.

Berbasis Pertanyaan

Setiap pelajaran STEAM yang baik didasarkan pada inkuiri, pemecahan masalah, dan pembelajaran berbasis proses. Sebenarnya, ini adalah salah satu ciri pembeda antara Arts Integration dan STEAM . Jadi saat melihat STEAM di dalam kelas, Anda ingin memperhatikan pertanyaan penting dan proses seputar eksplorasinya.

Masalah apa yang sedang diselidiki dan dipecahkan? Bagaimana kedua konten digunakan untuk mengeksplorasi masalah? Mengapa proses penting untuk pertanyaan yang diajukan? Ini semua adalah komponen penting untuk kelas atau pelajaran STEAM.

Integritas

Setiap kali pelajaran STEAM digunakan, sangat penting bahwa konten seni telah dipilih dengan sengaja dan diajarkan dengan integritas dan bukan untuk konten lainnya. Ini adalah hal yang tidak bisa ditawar.

Sering kali, kita akan melihat pelajaran di mana siswa membuat kerajinan di akhir pelajaran dan pendidik menyebutnya "STEAM". Hal-hal seperti membuat kotak bayangan tentang planet untuk pelajaran sains atau mengecat mobil derby yang dibuat di unit teknik.

Cukup menambahkan cat, selotip, dan lem tidak menjadikannya pelajaran STEAM. Itu mengurangi pembelajaran berbasis proses mendalam yang melekat pada seni. Sebaliknya, pelajaran harus secara aktif mengajarkan standar seni melalui penerapan keterampilan yang telah dipelajari siswa selama masa seni yang berdedikasi.

Keterampilan Abad Ke-21

4C keterampilan abad ke-21 - Kolaborasi, Kreativitas, Berpikir Kritis dan Komunikasi - tidak ke mana-mana. Mereka adalah komponen penting bagi keberhasilan siswa dalam angkatan kerja dan masyarakat yang berubah dengan cepat. Untungnya, ini mudah dijalin ke dalam pelajaran STEAM berkualitas apa pun. Di sinilah keterlibatan aktif benar-benar mulai bersinar dengan kelompok siswa, menciptakan solusi dan komposisi orisinal dan mengeksplorasi pertanyaan dari berbagai perspektif.

Penilaian Yang Setara

Akhirnya, pelajaran STEAM sejati membutuhkan penilaian baik konten maupun standar seni yang dipilih dan diajarkan. Seperti yang diketahui oleh semua guru yang baik, jika Anda mengajarkannya – Anda menilainya. Namun perlu diingat bahwa penilaian tidak sama dengan evaluasi. Penilaian adalah ukuran pertumbuhan, bukan penilaian penguasaan. Jadi dalam pelajaran STEAM, Anda mencari pertumbuhan siswa di kedua bidang konten dari pelajaran.

Bonus: Membuat Makna

Membuat koneksi yang bermakna bukanlah bonus. Ini melilit seluruh pelajaran seperti mantel hangat. Membuat koneksi ke jalur karier dan aplikasi dunia nyata adalah cara bagi siswa untuk memahami bahwa apa yang mereka lakukan di kelas STEAM itu penting. Bukan hanya "bermain" – apa yang mereka pelajari, ciptakan, dan terapkan memiliki kemungkinan dan peluang nyata.

Menggunakan Daftar Ini

Hal hebat tentang daftar pencarian seperti ini adalah kemampuan untuk menggunakannya untuk berbagai alasan. Jika Anda seorang guru, gunakan daftar ini sebagai cara untuk memperketat pengembangan dan implementasi pelajaran STEAM Anda. Jika Anda seorang administrator, gunakan ini sebagai daftar periksa selama observasi pelajaran STEAM. Atau gunakan itu sebagai cara untuk memastikan Anda berada di jalur yang benar untuk menjadi Guru STEAM atau Sekolah STEAM. Apa pun yang terjadi, 7 hasil dasar ini akan membantu membawa siswa Anda ke tingkat berikutnya.

Menjadi Guru STEAM

Karena semakin banyak sekolah yang beralih untuk memasukkan pendekatan STEAM, ada pertanyaan umum yang mulai ditanyakan banyak orang: Siapa guru STEAM? Kemudian, tentu saja, kami mulai mengeksplorasi pertanyaan lanjutan seperti:

  • Kapan STEAM terjadi? Apakah itu kelas atau sepanjang hari?
  • Apa yang membuat seseorang memenuhi syarat untuk mengajar STEAM?
  • Apakah ada kredensial STEAM?
  • Apakah kita hanya mengubah guru STEM menjadi guru STEAM?
  • Apakah STEAM disediakan untuk kelas seni? Apakah itu berarti kita perlu mengkonfigurasi ulang waktu seni?

Begitu Anda menyusuri jalan ini, Anda mulai melihat semua pertigaan di jalan. Ini dapat membawa Anda ke perjalanan yang sama sekali berbeda dari apa yang Anda perkirakan sebelumnya. Mari kita jelajahi masing-masing variasi ini untuk mendapatkan kejelasan seputar pendekatan yang berkembang dan berkembang.

Siapa yang mengajar STEAM?

Jawaban untuk ini adalah satu mudah: semua orang. Setiap orang di sekolah memiliki kapasitas untuk menjadi guru STEAM. Tidak terbatas hanya pada guru seni atau guru IPA saja. Ini semua orang.

Ini mungkin tampak terlalu disederhanakan, tetapi jujur, ini adalah kualitas yang melekat pada pendekatan ini. STEAM, seperti rekan-rekannya STEM dan Integrasi Seni, didasarkan pada fondasi integrasi. Kami mencoba melihat bidang sains, teknologi, teknik, seni, dan matematika ini secara bersamaan, bukan terpisah. 

Dengan membatasi atau melabeli seseorang sebagai "Guru STEAM", Anda memotong inti dari ide ini. Kita semua adalah guru STEAM. 

Ini kembali ke gagasan "bukan tugas saya untuk mengajarkan itu". Kita semua pernah mendengar orang mengatakan beberapa versi tentang ini: 

“Bukan tugas saya untuk mengajari anak-anak TK itu mengikat sepatu mereka.”

“Bukan tugas saya untuk menjelaskan fungsi matematika dasar kepada anak-anak ini.”

“Bukan tugas saya untuk menunjukkan kepada murid-murid saya cara memegang kuas”.

Tebak apa? Ini adalah pekerjaan Anda. Ini semua pekerjaan kita. Kami adalah komunitas dan kami semua saling membantu. Begitulah cara kerja komunitas. Apa yang bermanfaat bagi siswa, bermanfaat bagi kita semua. 

Dengan mengingat hal itu, jika ada kesempatan untuk mengajarkan pelajaran STEAM, ambillah! Tidak ada guru yang memiliki kepemilikan suatu pendekatan. Kita semua dalam hal ini bersama-sama.

Kapan STEAM terjadi?

Pertanyaan ini terkait kembali dengan pertanyaan pertama kami. Jika semua orang adalah guru STEAM, itu berarti STEAM dapat terjadi di mana saja dan kapan saja. Ini tidak terbatas pada kelas STEAM tertentu.

Bagaimana jika sekolah Anda memiliki waktu atau kursus STEAM khusus? Tidak apa-apa! Tidak ada yang salah dengan itu. Ini biasanya merupakan langkah pertama yang diambil sekolah untuk memastikan bahwa ada waktu untuk STEAM. Juga, banyak sekolah tidak tahu harus mulai dari mana. Jadi mereka menunjuk seorang guru STEAM untuk menjadi ahli untuk bangunan tersebut.

Sekali lagi, ini tidak salah – ini bukan satu-satunya bagian dari proses. Anda tidak bisa hanya menempatkan kelas STEAM dan menyebut diri Anda sekolah STEAM. Bukan hanya tugas satu orang untuk "mengajar STEAM". 

Ini adalah pendekatan, bukan kurikulum tertulis. STEAM dimaksudkan untuk mendorong rasa ingin tahu, mengajukan pertanyaan besar dan memancing kreativitas dalam eksplorasi pemecahan masalah. Setiap orang dapat menjadi bagian dari itu di setiap kelas. 

STEAM terjadi sepanjang hari. Ini disematkan sebagai pendekatan untuk digunakan saat itu tepat dan cocok secara alami untuk maksud dari kesempatan belajar. Itu berarti Anda dapat mengintegrasikan STEAM ke dalam kelas matematika, kelas musik, hari kerja Anda – apa saja. 

Ini adalah sesuatu yang dijalin ke dalam jalinan budaya sekolah kita. Itu hanya "bagaimana kita melakukan sesuatu". Tapi itu juga berarti, ini datang dengan beberapa tanggung jawab.

Apa yang membuat seseorang memenuhi syarat untuk mengajar STEAM?

Hanya karena setiap orang dapat mengajar melalui STEAM, tidak berarti mereka dapat langsung melakukannya dengan integritas. Faktanya, sebagian besar guru tidak yakin apa itu STEAM sebenarnya, jadi bagaimana mereka bisa mengajarkannya secara efektif?

Seperti kebanyakan pendekatan dalam pendidikan, kita perlu memastikan bahwa guru kita menerima pengembangan profesional berkualitas tinggi sebelum implementasi. Ada banyak pilihan yang tersedia, termasuk konverensi dan kursus STEAM . Apa pun yang Anda pilih, pastikan bahwa guru memiliki kemampuan untuk mempelajari lebih lanjut tentang cara kerja pendekatan ini dan cara menggunakannya di kelas mereka.

Karena STEAM adalah sebuah pendekatan , guru perlu memahami bagaimana menyelaraskan standar kurikuler, membuat penilaian terintegrasi, mengembangkan pelajaran yang memastikan seni dan bidang STEM diajarkan dengan integritas, dan strategi khusus yang dapat digunakan dengan siswa. 

Ini bukan hanya kurikulum langkah demi langkah atau tempat untuk menampung ruang pembuat atau lab pencetakan 3D. STEAM jauh lebih dari itu, dan Anda perlu memiliki guru yang terlatih untuk menggunakannya. Jadi, apa pun opsi yang Anda pilih, berikan pelatihan kepada semua orang di tim Anda untuk memastikan peluang terbaik untuk sukses.

Apakah ada kredensial STEAM?

Ini adalah pendekatan yang berkembang yang berarti bahwa kita semua secara aktif mempelajari dan meneliti kemungkinan implementasi terbaik . Banyak institusi sekarang mulai menawarkan sertifikat STEAM atau program pascasarjana yang berfokus pada STEAM. Ini bisa menjadi pilihan yang bagus untuk guru yang ingin melakukan studi mendalam. 

Banyak institusi lain menawarkan kursus di STEAM, meskipun bukan gelar penuh. Dan tentu saja, EducationCloset menawarkan Sertifikat Spesialis Integrasi Seni online yang juga secara mendalam membahas STEAM. 

Satu-satunya peringatan di sini adalah untuk diingat bahwa semua orang di sekolah Anda adalah bagian dari STEAM. Jadi, Anda ingin setiap orang memiliki setidaknya pengetahuan dan pemahaman dasar dalam pendekatan ini. Ini dapat mencakup hari-hari PD yang dipimpin oleh guru atau bahkan kehadiran di seluruh sekolah pada konferensi atau kursus online. 

Apakah kita hanya mengubah guru STEM menjadi guru STEAM?

Dalam upaya untuk mengembangkan sekolah menjadi pusat pembelajaran abad ke-21, banyak yang memilih untuk hanya mengganti nama guru STEM mereka sebagai guru STEAM. Sayangnya ini merugikan guru.

Seringkali, sakelar ini datang tanpa pelatihan apa pun. Guru bidang STEM tidak dilengkapi dengan pemahaman tentang apa yang membuat STEAM berbeda dari STEM. Jadi mereka terus mengajarkan konten mereka seperti yang selalu mereka lakukan, dengan tantangan STEAM baru yang diberikan di sini atau di sana.

Banyak sekolah menambahkan ini ke rencana peningkatan mereka tanpa pengetahuan yang benar tentang apa yang sebenarnya diperlukan untuk menjalin STEAM di dalam dan melalui jalur pembelajaran. Sebaliknya, mereka meminta guru STEM untuk menjadi guru STEAM dan menambahkan seni ke kurikulum mereka saat ini. 

Namun, penting untuk dicatat bahwa baik STEM maupun STEAM tidak dapat terjadi tanpa instruksi langsung dari keterampilan/konsep individu tersebut. Anda tidak dapat mengajarkan pelajaran STEM atau STEAM yang menghubungkan dua area jika siswa belum mempelajari keterampilan di setiap area secara langsung. 

Misalnya, jika Anda ingin menghubungkan parabola dan pembuatan seni aksi, Anda tidak dapat melakukannya kecuali siswa sudah mengetahui apa itu parabola dan teknik khusus yang digunakan seniman untuk membuat seni aksi. Anda perlu mengajarkan masing-masing hal ini secara individual terlebih dahulu. 

Itu berarti bahwa kami hanya menggunakan STEAM pada saat yang tepat – tidak setiap saat. Kelas sains, matematika, teknologi, dan teknik itu harus fokus pada pengajaran keterampilan itu terlebih dahulu. Hanya dengan begitu kami dapat dengan sengaja memberikan pelajaran STEAM yang menyatukan semuanya.

Apakah STEAM disediakan untuk kelas seni?

Jika semua ini benar, maka pasti STEAM menjadi sesuatu yang terjadi hanya di kelas seni, bukan? Salah. STEAM bukanlah sesuatu yang kita hanya menempel di suatu tempat. Kami tidak mengkonfigurasi ulang seluruh kelas seni menjadi kelas STEAM. 

Sama seperti di bidang STEM, agar STEAM terjadi, siswa juga perlu memiliki instruksi langsung dalam keterampilan dan proses seni. STEAM tidak dapat terjadi jika siswa belum mengeksplorasi teknik seni, seniman master dan komposer, dan keterampilan seni kritis untuk menciptakan, merespons, menampilkan/menyajikan, dan menghubungkan. 

Bisakah pelajaran STEAM terjadi di ruang seni atau musik? Tentu! Tapi mereka juga bisa terjadi di ruang matematika atau sains.

Sumber Daya dan Ide STEAM Tambahan

Mencari lebih banyak strategi untuk mengintegrasikan STEAM ke dalam kelas, sekolah, atau distrik Anda? Berikut adalah daftar ide yang telah kami bagikan selama bertahun-tahun yang mungkin berguna bagi Anda:

Catatan Akhir

STEAM bukan tentang apa, di mana atau kapan – ini tentang mengapa dan bagaimana. STEAM adalah proses aplikasi. Hal ini memungkinkan siswa kami untuk menciptakan makna bagi diri mereka sendiri dan orang lain.

Jika kita akan mengkonfigurasi ulang sesuatu, itu harus menjadi niat kita untuk apa yang kita ajarkan dan bagaimana kita dapat menyediakan lebih banyak waktu untuk aplikasi, pembuatan dan evaluasi. Itu bisa terjadi di kelas mana pun dengan guru mana pun.

Pendekatan pembelajaran ini tentu bukan tugas yang mudah, tetapi manfaatnya bagi siswa dan seluruh komunitas sekolah luar biasa. Siswa dan guru yang terlibat dalam STEAM membuat lebih banyak koneksi kehidupan nyata sehingga sekolah bukanlah tempat di mana Anda pergi untuk belajar melainkan menjadi seluruh pengalaman belajar itu sendiri. Kami selalu belajar, selalu berkembang, selalu bereksperimen.

Sekolah tidak harus menjadi tempat, melainkan kerangka berpikir yang menggunakan Seni sebagai pengungkit pertumbuhan eksplosif, koneksi sosial-emosional, dan landasan bagi para inovator masa depan…hari ini!

 

DASAR-DASAR BERMAIN DRAMA

I.   PENDAHULUAN Drama adalah kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas dengan media  percakapan(dialog), gerak da...