Translate

Senin, 01 April 2013

Model dan Metode Pembelajaran Bahasa

Oleh: Heru Subrata

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pembelajaran bahasa Indonesia. bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa dan bersastra. dan untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Selain itu, juga diarahkan untuk mempertajam perasaan siswa. Siswa tidak hanya diharapkan mampu memahami informasi yang disampaikan secara lugas atau Iangsung, tetapi juga yang disampaikan secara terselubung atau secara tidak Iangsung. Siswa tidak hanya pandai dalam bernalar, tetapi memiliki kecakapan di dalam interaksi sosial dan dapat menghargai perbedaan balk di dalam hubungan antarindividu maupun di dalam kehidupan bermasyarakat, yang berlatar dengan berbagai budaya dan agama. ( Depdiknas: 2003: 4).
Agar siswa mampu berkomunikasi. pembelajaran bahasa Indonesia haruslah diarahkan untuk membekali siswa terampil berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Siswa perlu dilatih lebih banyak menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, tidak hanya dituntut untuk menguasai pengetahuan tentang bahasa. Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran bahasa. ditentukan oleh beberapa faktor. di antaranya: guru. siswa. media. model dan metode. teknik, suasana belajar. dan teknologi pembelajaran. Masing-masing unsur saling terkait dan secara bersama-sama akan berkolaborasi dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Namun. salah satu unsur yang sangat perlu mendapatkan perhatian adalah kemampuan guru dalam mengadopsi model, metode. teknik. dan strategi inovatif, agar pembelajaran lebih terarah dan sesuai dengan tujuan pembelajaran berbahasa.
Guru harus berani mengolaborasikan berbagai metode. teknik, dan media pembelajaran inovatif—meng"create"—dalam rangka menciptakan pembelajaran yang menarik dan matnpu membelajarkan siswa. Selain itu, guru juga harus meninggalkan model pembelajaran yang berorientasi pada language usage. Sebab yang diperlukan siswa sebenarnva adalah language use. Penggunaan bahasa yang kontekstual, bahasa yang ada di lingkungan siswa akan jauh lebih berarti. Sedangkan keputusan tentang pemilihan model, metode. teknik, dan bahan ajar. yang akan dipakai sepenuhnya menjadi hak guru asalkan sesuai dengan karakteristik siswa, bahan ajar, media. dan tujuan yang ingin dicapai, sesuai dengan SK dan KD.

2.  Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah perbedaan: pendekatan. metode. teknik dan strategi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
b. Model-model apa sajakah yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Bahasa  Indonesia
c. Bagaimanakah langkah-langkah praktis dalam model dan metode dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

3. Tujuan
a.  Menjelaskan perbedaan: pendekatan, metode, teknik, strategi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
b. Menjelaskan model-model yang dapat diterapkan dalarn pembelajaran Bahasa Indonesia
c.  Menjelaskan langkah-langkah praktis penerapan model dan metode dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

B. Kajian Teori
Hakekat Pembelajaran Bahasa
Belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Pemikiran ini muncul dari fakta dalam pemakaian bahasa. Bahasa dimiliki setiap individu untuk melakukan kegiatan berkomunikasi antarsesama. Pemikiran seperti ini sudah muncul sebenarnya dalam linguistik Struktural Mongin-Ferdinand de Saussure. Saussure mengatakan bahwa language is a social institutions bahasa merupakan fakta sosial (Saussure, 1971: 15). Pemikiran Saussure ini banyak dipengaruhi oleh pemikiran ahli sosiologi Emile Durkheim (Samsuri. 1988:11). Dengan demikian, perhatian terhadap aspek kernanusiaan mendapat tempat dalam pengajaran bahasa.
Para linguis terapan pun memikirkan pola pengembangan pengajaran bahasa yang berwawas kemanusiaan sehingga lahirlah ancangan yang dinamakan ancangan humanistik (Stevik, 1 991). Ancangan ini melahirkan Community Language Learning (CLL) yang dikembangkan oleh Charles A. Curran, Total Physical Response (TPR) yang dikembangkan oleh James Asher. The Natural Approach (NA) yang dikembangkan oleh Tracy Terrell, The Silent Way yang dikembangkan oleh Caleb Gattegno. dan Suggestopedia vang dikembangkan oleh Georgi Lozanov. Pengembangan ancangan berwawas humanistik tersebut lebih ditujukan pada pengajaran bahasa kedua dan atau pengajaran bahasa asing.
Dalam pelaksanaannya untuk situasi pengajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua pun tidak mudah karena berbagai kendala teknis yang masih sering menjadi alasan utama, misalnya, jumlah anak didik di dalam kelas. media pengajaran, dan sumber dava manusia (guru) yang masih belum profesional. Selain itu berbagai ancangan di atasmeskipun sudah diuji keterandalannya dengan berbagai uji-coba dan penelitian-sulit diterapkan dalam pengajaran bahasa Indonesia karena ancangan tersebut lebih banyak diterapkan pada siswa yang berlatar belakang bahasa pertama yang berbeda-beda (tidak serumpun) dalam pembelajaran bahasa Inggris.
Kasus di atas sulit diterapkan dalam pengajaran bahasa Indonesia, karena posisi bahasa Indonesia dengan bahasa pertama yang dikuasi anak masih berada dalam satu rumpun. Dengan situasi kedwibahasaan yang seperti ini. semua ancangan humanistik di atas masih menjadi kendala untuk diterapkan. Yang lebih memungkinkan untuk dilaksanakan di Indonesia adalah ancangan komunikatif. Ancangan ini masih memanfaatkan pikiran Chomsky. terutarna konsep kompetensi dan performansinya. Bagi Chomsky, kompetensi merupakan the speaker-hearers knowledge of his language dan performansi merupakan the actual use of language in concrete situation (Chomsky. 1969:4).
Menurut Chomsky. proses belajar bahasa adalah proses pembentukan kaidah (role formation process), bukan proses pembentukan kebiasaan (habit formation process) (Sumardi,1992: 99). Dengan demikian, Chomsky ingin memberitahu dunia pengajaran bahasa bahwa kompetensi perlu dikembangkan pada diri pembelajar sehingga mereka mampu rnenggunakan bahasa secara gramatikal. Ancangan komunikatif sebenarnya lebih dekat dengan kajian tatabahasa fungsional yang telah dilakukan oleh para linguis, misalnya, para linguis aliran Praha, yakni Vilem Mathesius. Trubetzkoy, Andre Martinet, dan Roman Jakobson (Sampson. 1980:103-129).
Ancangan komunikatif dimunculkan sekaitan den-an slogan-belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Dengan slogan itu para pengajar diharapkan dapat menyadari hakikat belajar bahasa bagi para siswanya, yakni mereka harus diarahkan dalam belajar bahasa untuk berkomunikasi. Dengan demikian, keberadaan fungsi bahasa rnulai mendapat perhatian.
Finocchiaro and Brumfit mencoba memberikan kontras antara metode Audiolingual dengan ancangan Komunikatif, yang berkaitan dengan konsep kebahasaan diaajarkan Finocchiaro and Brumfit the target linguistic system it-ill he learned best through the process of struggling to communicate. Adapun yang menjadi penekanan dari ancangan komunikatif ini adalah communicative competence, linguistic variation. dan fluency and acceptable language (Richards and Rodgers, 1993:67-68).

Dalam pelaksanaan pembelajaran tidak ada istilah 'metode yang baik atau metode yang jelek'. Yang ada adalah metode yang cocok (tepat). Untuk itu perlu disiapkan seperangkat metode yang menarik. atraktif. normatif taktis. andal. dan praktis. Jika kita melihat standar nasional pendidikan, proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif. kooperatif. inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif. serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kernandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Standar Nasional Pendidikan Bab IV Pasal 19).


Metodologi Pembelajaran Bahasa
Metodologi secara ringkas dapat diartikan sebagai "ilmu mengenai rnetode". Pengkajian metodologi pengajaran bahasa bersurnber dari: 1)  pemerian bahasa yang dihasilkan oleh linguistik urnum, 2) teori pembelajaran yang dikaji oleh psikologi, 3) teori pembelajaran bahasa yang disurnbangkan oleh psikolinguistik: dan 4) teori pemakaian bahasa dalam masyarakat yang diambil dari sosiolinguistik. Anthony     (1963).
Anthony (1963) yang melahirkan istilah approach (pendekatan). method (rnetode) dan technique (teknik): Approach adalah "seperangkat asumsi yang berhubungan dengan hakikat bahasa, belajar, dan mengajar." Method ialah "suatu rencana menyeluruh mengenai panyajian bahasa yang sistematis berdasarkan pendekatan tertentu.  Technique ialah "kegiatan-kegiatan khusus yang diwujudkan di dalam kelas yang konsisten dengan metode, dan olehnya itu juga sejalan dengan pendekatan. Sedangkan Richards. dkk. (1985:177). Memberikan batasan mengenai metodologi pengajaran bahasa sebagai kajian praktik dan prosedur yang digunakan dalam pengajaran, dan prinsip-prinsip dan keyakinan yang melandasinya.
Metodologi meliputi: Kajian tentang hakikat keterampilan berbahasa (yaitu listening, speaking, reading dan writing) dan prosedur pengajarannya, Kajian tentang penyiapan rencana pembelajaran, materi ajar, buku teks untuk pengajaran
keterampilan berbahasa, Evaluasi dan perbandingan metode pengajaran bahasa (misalnya Audiolingual method).
Senada dengan pendapat tersebut adalah Richards. dkk. (1985:177). Metode dalam pengajaran bahasa menurut Richards. dkk. (1985:176) adalah cara mengaiarkan suatu bahasa vane didasarkan kepada prinsip dan prosedur vane sistematis tujuan pengajaran, (d) jenis silabus yang digunakan; (e) peran guru, pelajar, dan materi pembelajaran. dan (f) teknik dan prosedur yang digunakan. Richards & Rodgers (1982, 1986), mengajukan hasil kajian mereka yang merumuskan kembali konsep metode. Istilah Anthony,  approach, method dan technique dilabel menjadi approach, design dan procedure secara berturut-turut dengan payung istilah method yang menjelaskan proses tiga-langkah ini. Sedangkan Menurut Richards & Rodgers (1982:154). Metode adalah "istilah yang memayungi spesifikasi dan hubungan antara teori dan praktik." Approach adalah asumsi, keyakinan, dan teori mengenai hakikat bahasa dan belajar bahasa. Dan, Procedures merupakan teknik dan praktik yang diturunkan dari approach dan design.

C. Pembahasan
Model Pembelajaran
1. Model Pembelajaran Membaca
a. Model Directed Reading Thinking Activity (DRTA) (Kegiatan Membaca Berpikir Terarah)  Langkah-Iangkah
1) Tahap Prabaca
a) Survei teks. mencari petunjuk tentang isi (judul, ilustrasi. sub judul, ilustrasi)
b) Membuat prediksi
c) Menulis prediksi pada lembar prediksi
• Lembar prediksi berisi klasifikasi, sepert kolorn terbukti.tidak terbukti, benar-salah, informasi tidak cukup, atau lainnya.
• Menentukan tujuan membaca (apakah terbukti atau tidak prediksinya)
• Lanjutan
2) Tahap membaca
a) Membaca teks (diarn/nyaring)
b) Memberi tanda (X) pada lembar klarifikasi pada lembar prediksi dan menentukan berapa banyak kesesuaian hasil prediksi dengan isi bacaan
3) Pasca Mernbaca
a) Membanding isi prediksi dengan isi teks yang sebenarnya
b) Menganalisis daftar prediksi dan menilai berapa banyak kesesuaian basil prediksi dengan isi bacaan.

b. Model K-W-L
Strategi K-W-L adalah salah satu strategi pembelajaran membaca yang menekankan pada pentingnya latar belakang pengetahuan pembaca. (D. Ogle. 1986, Via Tierney 1990: 283).  Strategi K-W-L terdiri dari tiga langkah, yaitu langkah K- What I Know (apa yang saya ketahui). langkah W- What I Want to Learn (apa yang ingin saya pelajari), dan langkah L- What I Learned (apa yang telah saga pelajari). K-W-L dikembangakan dan diujiterapkan untuk mengetahui kerangka kerja guru guna mengetahui kemampuan siswa.

c. Model PORPE
1) PORPE (Predict. Organize, Rehearse, Practice. Evaluate) merupakan strategi belajar yang dikembangkan oleh Simpson (1986) yang dirancang untuk membantu siswa dalam (1) merencanakan secara aktif. memonitor, dan mengevaluasi pembelajaran mereka mengenai isi bacaan; (2) mempelajari proses-proses yang berbelit-belit dalarn persiapan ujian esai. dan (3) menggunakan proses menulis
untuk mempelajari isi bacaan.
2) Tahapan Strategi Porpe
            a)      Predict (membuat prediksi berupa pertanyaan-pertanyaan esai),
           b)      Organize (mengorganisasikan konsep dalarn bentuk mind mapping),
            c)      Rehearse (melatih kembali dengan cara mepresentasikan di depan),
           d)      Practice (praktik; menuliskan kembali dengan bahasanya sendiri
           e)      Evaluate (evaluasi yaitu menjawab pertanyaan esai yang dibuat oleh guru).

d.      Model ECOLA (Extending Consept trought Language Activities)
          Langkah-langkah:
1) Menentukan tuluan komunikasi (siswa berdiskusi untuk menentukan tuiuan membaca. Kecakapan hidup yang diharapkan
a) Gemar membaca
b) Cepat menemukan ide. konsep, dan informasi aktual
c) Kritis bernalar-terampil bertanya dan mempertanyakan
d) Terampil menganalisis
e) Terampil merangkum
t)  Mampu mengevaluasi
g) Menumbuhkan kepribadian dan rasa percaya diri yang tangguh.
h) Tradisi membaca
• Pertama, Membaca yang baik
Membaca merupakan keterampilan berbahasa yang bertujuan untuk memahami ide, gagasan. serta perasaan dalam teks. Pembaca yang balk akan memperhatikan kecepatan dan pemahaman saat membaca.
• Kedua, Memilih materi bacaan
Mengenali karakteristik bacaan, bahasanya mudah dimengerti, ada pesan yang disampaikan, mendidik, menghibur. dan mudah diperoleh
• Ketiga, Menyediakan waktu
Agar kemampuan membaca menjadi baik salah satu cara yang perlu dilakukan adalah mencediakan waktu rutin untuk selalu membaca
• Keempat, Membaca kritis
Setelah melakukan pemahaman terhadap isi/informasi, pembaca akan mengalami proses analisis dan evaluasi terhadap teks yang dibaca.

2. Model Pembelajaran Mendengarkan
a. Retelling stony
1) Guru menyiapkan bahan bacaan.
2) Salah satu siswa membaca dengan membaca nyaring.
3) Siswa menyimak dengan seksama.
4) Siswa ditugasi untuk menceritakan kembali isi bacaan dengan bahasa sendiri.
b. Bisik Berantai
1) Guru membisikkan suatu pesan kepada seorang siswa.
2) Siswa tersebut membisikkan pesan itu kepada siswa kedua.
3) Siswa kedua membisikkan pesan itu kepada siswa ketiga. Begitu seterusnya.
4) Siswa terakhir menyebutkan pesan itu dengan suara jelas di depan kelas.
5) Guru memeriksa apakah pesan itu benar-benar sarnpai pada siswa terakhir atau tidak.
c. Model Menvimak Secara Langsung/DLA (Direct Listening Activities)
Guru mengemukakan tujuan pembelajaran, membacakan judul teks simakan, bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan judul bahan simakan sebagai upaya untuk pembangkitan unsur siswa. Selanjutnya guru mengernukakan hal-hal pokok yang perlu dipahami siswa dalam menyimak.
d. Identifikasi Kata Kunci
1)    Setiap kalimat. paragraf, ataupun wacana selalu memiliki sejumlah kata yang dapat             mengungkapkan isi keseluruhan kalimat, paragraf atau wacana. Kata-kata yang dapat mewakili isi keseluruhan ini disebut kata kunci "key word'.
2)    Menyirnak isi kalimat yang panjang atau paragraf dan wacana pendek-pendek tidak perlu menangkap sernua kata-katanya. Cukup diingat beberapa kata kunci  yang merupakan inti pernbicaraan. Melalui perakitan kata kunci menjadi kalimat- kalimat utuh sampai isi singkat bahan simakan.
3)      Guru : Dengarkan baik-baik! Cari kata kunci kalimat berikut.
4)      Manusia, baik yang primitif maupun yang modern. selalu cenderung hidup berkelompok.
5)      Siswa: Menyimak. Menentukan kata kunci. Manusia hidup berkelompok

e.  Memperluas Kalimat
1)      Guru menyebutkan sebuah kalimat. Siswa mengucapkan kembali kalimat tersebut. Kembali guru mengulangi mengucapkan kalimat tadi. Kemudian guru mengucapkan kata atau kelompok kata lain. Siswa melengkapi kalimat tadi dengan kelompok kata yang disebutkan terakhir oleh guru. Hasilnya adalah kalimat yang diperluas.
2)      Lanjutan

f.  Menvelesaikan Cerita
1).  Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok beranggotakan 3-4 orang. Guru mernanggil anggota kelompok pertama. misalnya kelompok 1. maju ke depan kelas. Yang bersangkutan disuruh bercerita, judul bebas kadanb kadang juga diitentukan oleh guru. Setelah yang bersangkutan bercerita, misalnya baru seperempat bagian is dipersilahkan guru untuk duduk.
2)      Cerita tersebut dilanjutkan oleh anggota kedua. Anggota ketiga maju melanjutkan cerita itu. Bagian terakhir cerita diselesaikan oleh anggota keempat. Kelas boleh   juga tidak dikelompokkan. Semua siswa harus slap dipanggil untuk bercerita.Sementara yang belum tampil ke depan harus menyimak benar-benarjalan cerita.Cara ini mernbuat kelas serius menyimak cerita yang sedang dituturkan.
3) Guru: Sekarang bunda punya suatu cerita. Tapi judulnya belum ada? Masih    dicari/belum diberi judul. Cerita ini akan disusun oleh empat orang siswa. Bagian     demi bagian akan ditampilkan di depan kelas. Anak-anak harus bersiap bercerita dan menvinak cerita. Mari kita mulai, Udin silakan ke depan kelas!
4)  Udin : Nilai mata pelaharan matematika saya 8. Saya belajar hampir setiap saat.Saya tak ingin nilai saya turun.
5)  Guru: Bagus. Udin. silahkan duduk. Cerita akan dilanjutkan oleh Anggi.
6)  Guru: Anggi lanjtkan cerita Udin tadi.
7)  Anggi: Ya dari pada menyesal saat ujian karena tidak bisa nggarap, lebih baik sekarang meniru Udin yang rajin belajar.
8)  Guru: Bagus. bagus! Anggi boleh duduk. Cerita akan dilanjutkan oleh Elma (dan seterusnya sampai guru menghentikan cerita itu. dan siswa diminta menentukan judulnya.

3. Model Pembelajaran Menulis
Kemampuan menulis berkorelasi dengan kemampuan membaca. tetapi sangat menulis cendrung diabaikan dalam pembelajaran
a. Model Brainstorming,
Langkah-Langkah:
1) Siswa dibentuk dalam beberapa kelompok yang heterogen.
2) Masing-masing kelompok berdiskusi menentukan topik tulisan dapat didasarkan    tema sentral yang diberikan guru atau memilih tema yang guru berikan.
3) Setelah menemukan terra tulisan dalam kelompoknya, mereka brainstorming untuk nenentukan topik tulisan per siswa (individu).
4) Brainstorming terus dilakukan dalam tahap prapenulisan, khususnya dalam hal         penggalian dan pengumpulan bahan tulisan.
5) Para siswa diberi kesempatan untuk menulis secara mandiri (sendiri-sendiri)
6) Setelah usai. mereka dikelompokkan lagi dalam kelompok semula dan dilakukan     tahap pascamenulis (editing &revising). Para siswa melakukan brainstorming      dalam mencermati tulisan teman lainnya.
7) Para siswa memperbaiki tulisannya kembali.
8) Tiap kelompok menyajikan beberapa atau satu tulisan yang dianggap paling baik di kelompoknya (dipilih oleh kelompok siswa yang hersangkutan) secara lisan.
9) Guru dan siswa lain merefleksi (menanggapi dan evaluasi) tulisan ternan yang          disajikan.
10)   Tulisan dikumpulkan dan dievaluasi oleh guru.

b. Model Brain writing , Langkah-langkah :
1)  Siswa dan guru mendiskusikan terra tulisan yang akan dituliskan.
2)  Siswa diberi kesempatan untuk melakukan proses prapenulisan secara individu atau      kelompok. balk indoor maupun outdoor. Jika berkelompok. hal-hal yang dibicarakan (diskusi) dan berbagai saran gagasan teman harus dituangkan dalam  kartu/lembar gagasan (boleh secara garis besar). Temuan siswa dalam kegiatan prapenulisan dituangkan dalam lembar/kartu gagasan.
3)  Siswa diberi kesempatan untuk menulis secara mandiri (sendiri-sendiri).
4)  Setelah selesai menulis draft. tulisan siswa ditukarkan dengan siswa lain, berpasangan/acak dan mereka melakukan tahap pascamenulis (editing &revising). Para siswa melakukan brain writing dalam menyunting tulisan teman lainnya.
5)  Siswa diminta memberikan saran, kornentar, gagasan. dan semacamnya atas tulisan       teman yang dibacanya secara tertulis dalam lembar/kartu gagasan.
6)  Setelah tulisan dikembalikan beserta kartu gagasan, para siswa memperbaiki tulisannya kembali.
7)  Beberapa siswa diminta menyajikan tulisannya secara lisan.
8)  Guru dan siswa lain merefleksi (menanggapi dan evaluasi) tulisan teman yang disajikan.
9)  Tulisan dikumpulkan dan dievaluasi oleh guru


c.  Model Roundtable
Model ini dikembangakan dengan dasar pendekatan kooperatif dan kontekstual. Tulisan yang paling tepat untukjenis ini adalah tulisan kreatif (cerpen. puisi. drama) dan beberapa tulisan faktual (narasi. deskripsi. dan lainnya). Model ini mengedepankan suatu kerjasama dalam kelompok untuk membuat tulisan bersama. Akan san(-Iat baik jika hal ini pun dikompetisikan dalam kelas tersebut. Berikut langkah menulis dengan model Roundtable:
1)  Guru memberi pengarahan model prosedural roundtable dan pengantar kompetensi yang diarah dalarn pembelajaran.
2)  Siswa dikelompokkan dalam beberapa kelompok denganjumlah anggota seimbang (4-5 orang)
3)  Siswa dan guru menentukan topik dan tujuan (genre) suatu tulisan bersama-sama.
4)  Jika sudah ditentukan sebuah topik untuk semua siswa maka tiap kelompok bersiap rnenulis secara serentak. Tiap siswva menulis di lembarnya masing-masing dengan batasan tertentu yang disepakati bersama (jumlah kalimat tertentu atau kurun waktu tertentu yang difasilitatori oleh guru). Aba-aba mulai dan berhenti dikendalikan oleh guru.
5)  Jika dinyatakan berhenti maka kegiatan menulis berhenti. Lalau guru memerintahkan putar/geser. Artinya, lembar tulisan tiap siswa digeserkan ke siswa di sebelahnya (dalam kelompok). Ketika guru menyuarakan mulai maka mereka harus melanjutkan tulisan temannya. Demikian sampai kertas kerja kembali pada pemiliknya lagi.
6) Tiap siswa mencermati hasil tulisan yang ada.
7) Tiap kelompok menilai tulisan dalam kelornpoknya dan boat urutan tulisan dari yang terbaik sampai yang kurang baik.
8) Semua tulisan siswa dipajang di papan tulis sesuai groupnya.
9) Semua siswa saling melihat dan membaca tulisan teman sekelasnya.
10)   Guru dan siswa merefleksi hasil penulisan.

d. Model Brown
Model ini didasari oleh pemahaman bahwa media pembelajaran merupakan suatu bagian yang sangat berpengaruh terhadap keefektifan pembelajaran. Apalagi media dan alat bantu belajar kian lama kian variatif dan interaktif. Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis dapat berupa media visual, audio, project motion, dll. di antaranya adalah garnbar, peta, bagan, grafik. foto, poster, iklan. perangko. video. OHP, dsb. Berikut akan dipaparan langkah pembelajaran menulis dengan media puzzle gambar berseri. Langkah-langkah:
1) Guru menyiapkan puzzle gambar berseri tentang suatu masalah.
2) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan mengemukakan kompetensi yang hendak di capai siswa.
3) Guru membagikan puzzle gambar yang sama kepada semua kelompok.
4) Tiap kelompok diharapkan mengurutkan puzzle gambar berseri sesuai logika dan argumennya masing-masing.
5) Tiap kelompok menyajikan hasilnya.
6) Dilakukan diskusi atas kerja siswa beserta alasan. Guru sekalian menyampaikan materi yang relevan.
7) Lalu tiap siswa dalam kelompok ditugasi membuat tulisan berdasar susunan gambar di kelompoknya dengan pengembangan imajinasi mereka masing-masing.
8) Tulisan disunting dalam kelompok secara bergantian dan diperbaiki.
9) Dilakukan refleksi atas pembelajaran yang telah dilakukan.
10)   Produk tulisan dikumpulkan untuk dievaluasi oleh guru.

e. Model Sugesti - Imajinasi
Model ini mendasarkan pada menulis sebagai suatu proses yang perlu rangsangan menarik untuk memunculkan ide tulisan hal ini tetap menggunakan dasar menulis sebagai sebuah proses. Adapun rangsangan (sugesti) yang dipakai dalam kegiatan ini dapat bervariasi tergantung kondisi sekolah. Beberapa diantaranya adalah lagu. musik, pembacaan puisi. tayangan pementasan drama, cuplikan sinetron, iklan. film, dsb. Berikut proseduralnya dengan media lagu. Langkah-langkah:
1) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai siswa.
2) Guru memilihkan lagu yang sesuai dengan materi dan tema pembelajaran.
3) Siswa bersiap menyimak lagu dan membuat catatan bahan penulisannya (langkah sampai dapat membuat kerangka tulisan).
4) Siswa membuat tulisan berdasar sugesti-imajinasi tersebut.
5) Siswa sating bertukar tulisan untuk menyunting tulisan temannya.
6) Siswa menerima kembali hasil tulisannya beserta suntingan dan memperbaiki          tulisan.
7) Dilakukan penilaian tulisan oleh siswa/guru.
8) Guru dan siswa merefleksi pembelajaran secara menyeluruh


3. Model Pembelajaran Berbicara
Pembelajaran merupakan pembelajaran keterampilan berbahasa yang yang memerlukan waktu yang lama, apalagi jika tagihan keterampilan akan dinilai secara personal. Pembelajaran menjadi membosankan dan kadang guru "menganggap pembelajaran keterampilan berbicara tidak perlu ". Oleh sebab itu guru harus mendesain pembelajaran ini menjadi menarik.
a. Listening Team. Langkah-Langkah
1) Siswa dibagi dalam kelompok dengan anggota 4-5 orang
2) Jelaskan pada tiap kelompok bahwa mereka mempunyai kewajiban menjelaskan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru
3) Bagilah kelompok menjadi kelompok penyaji, penjawab, kelompok pro, kelompok kontra, penyimpul. Jelaskan masing-masing tugas kelompok tersebut
4) Tugas penyaji, menyajikan kembali pelajaran yang disampaikan guru. Kelompok ini boleh membuat cacatan ringkas tentang materi yang diberikan guru, meski demikian fokusnya adalah pada aspek menyampaikan materi secara lisan.
5) Tugas kelompok penjawab adalah menjawab pertanyaan kelompok penanya
6) Tugas kelompok kontra adalah mencatat dan mengungkapkan hal-hal yang tidak disetujui
7) Uraian hal-hal yang tidak disetujui dapat dilakukan pada saat diminta menjelaskan
8) Kelompok penyimpul, menyimpulkan hasil yang dibicarakan dan menjelaskan secara lisan kepada semua kelompok

b. Model In The News , Langkah-ingkah :
1) Siswa dibagi dalam 4 atau 5 kelompok
2) Siswa dalam tiap kelompok diminta membaca 4 atau 5 artikel yang berbeda-          beda
3) Sambil membaca siswa diminta menuliskan isi artikel yang dibaca
4) Setelah membaca, siswa diminta untuk menukar artikel yang dibaca dengan teman kelornpok lain
5) Tiap kelompok diminta merangkai ulang pokok-pokok berita atau artikel yang        dibaca dengan bahasa sendiri
6) Kelompok juga menyediakan sanggahan. jika ada uraian kelompok lain yang          tidak sesuai
7) Pokok-pokok sanggahan dijadikan bahan diskusi dalam masing-masing kelompok
8) Semua kelompok harus menyajikan kesimpulan hasil secara lisan


c. Model Siapa dan Apa Sava
Model ini. dapat digunakan untuk keterampilan menyimak. juga dapat digunakan untuk keterampilan berbicara. Langkah-langkah :
1) Bagilah kelompok 2 atau 3 kelompok besar
2) Guru menyiapkan bebera hal terkait dengan tokoh, profesi, peristiwa
3) Tulislah pada selembar kertas tentang tokoh, peristiwa atau profesi yang disiapkan, siswa diminta mengambil gulungan kertas tersebut
4) Setelah mendapat gulungan keras, mintalah salah sate anggota Tim untuk berperan sesuai dengan isi gulungan kertas yang diperoleh.
5) Peserta yang mernerankah tokoh dalam dalam kertas yang digulung menjadi tamu misteri bagi kelompok lain
6) Berilah waktu 5 menit bagi anggota kelompok untuk mengantisipasi dan menjawab pertanyaan dari kelompok yang memerankan tokoh misteri
7) Pilih I kelompok yang akan menjadi tamu bagi tokoh misteri (semua kelompok harus mendapatkan giliran)
8) Mintalah tamu misteri untuk menyebut salah satu identitasnya sesuai dengan gulungan kertas
Lanjutan
1) Sebelum tamu misteri menyebutkan salah satu identitasnya 2 kelompok laindiminta menjadi kelompok panelis untuk mengajukan pertanyaan kepada tamu misteri secara bergiliran. Tamu misteri hanya dapat menjawab dengan jawaban     "Ya. tidak," atau ya, bukan" sampai salah satu dari kelompok panelis dapat menemukan jawabannya
2) Usai menemukan jawaban atas identitas tame misteri. kelompok penelis dapat menyimpulkan dan memperjelas serta menebak identitas tamu misteri. Demikian     seterusnya untuk kelompok lain dan profesi atau tokoh lainnya.

Metode
Metode pembelajaran bahasa ialah rencana pembelajaran bahasa, yang mencakup pernilihan. penentuan, dan penyusunan secara sisternatis bahan yang akan diajarkan, serta kernungkinan pengadaan rernedi dan bagairnana pengembangannya. Pernilihan. penentuan, dan penyusunan bahan ajar secara sistematis dimaksudkan agar bahan ajar tersebut mudah diserap dan dikuasai oleh siswa. Semuanya itu didasarkan pada pendekatan yang dianut. Melihat hal itu. jelas bahwa suatu metode ditentukan berdasarkan pendekatan yang dianut; dengan kata lain pendekatan merupakan dasar penentu metode yang digunakan. Metode mencakup pemilihan dan penentuan bahan ajar, penyusunan serta kemungkinan mengadakan remidi dan pengembangan bahan ajar. Metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di antaranya adalah: metode tata bahasa/terjemahan, metode membaca, metode audiolingual, metode reseptif/produktif, metode langsung, metode komunikatif, metode integratif, metode tematik, metode kuantum, metode konstruktivistik, metode partisipatoris, metode kontekstual.

4. Teknik
Teknik pembelajaran merupakan cara guru menyampaikan bahan ajar yang telah disusun (dalam metode), berdasarkan pendekatan yang dianut. Teknik yang digunakan oleh guru bergantung pada kemampuan guru itu mencari akal atau siasat agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan berhasil dengan baik. Dalam menentukan teknik pembelajaran ini, guru perlu mempertimbangkan situasi kelas. lingkungan, kondisi siswa, sifat-sifat siswa, dan kondisi-kondisi yang lain. Dengan demikian. Teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat bervariasi sekali. Untuk metode yang sama dapat digunakan teknik pembelajaran yang berbeda-beda, bergantung pada berbagai faktor tersebut.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa teknik pembelajaran adalah cara yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk memperoleh hasil yang optimal. Teknik pembelajaran ditentukan berdasarkan metode yang digunakan, dan metode disusun berdasarkan pendekatan yang dianut. Dengan kata lain. pendekatan menjadi dasar penentuan teknik pembelajaran. Dari suatu pendekatan dapat diterapkan teknik pembelajaran yang berbeda-beda pula.
Berikut ini adalah teknik-teknik yang biasa digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
a. Teknik pembelajaran menyimak: (1) simak-ulang ucap, (2) simak-tulis (dikte), (3) simak-kerjakan, (4) simak-terka, (5) memperluas kalimat, (6) menyelesaikan cerita, (7) membuat rangkuman, (8) menemukan benda, (9) bisik berantai, (10) melanjutkan cerita. (11) parafrase, (12) kata kunci,
b. Teknik pembelajaran berbicara: (1) ulang-ucap, (2) lihat-ucapkan, (3) memerikan, (4) menjawab pertanyaan, (5) bertanya, (6) pertanyaan menggali, (7) melanjutkan, (8) menceritakan kembali, (9) percakapan, (10) parafrase, (11) reka cerita gambar, (12) bermain peran, (13) wawancara, (14) memperlihatkan dan bercerita.
c. Teknik pembelajaran membaca: (1) membaca survei, (2) membaca sekilas, (3) membaca dangkal, (4) membaca nyaring, (5) membaca dalam hati, (6) membaca kritis, (7) membaca teliti, (8) membaca pemahaman,
d. Teknik pembelajaran menulis: (1) menyalin kalimat, (2) membuat kalimat, (3) meniru model, (4) menulis cerita dengan gambar berseri, (5) menulis catatan harian, (6) menulis berdasarkan foto, (7) meringkas, (8) parafrase, (9) melengkapi kalimat, (10) menyusun kalimat, (11) mengembangkan kata kunci

D. Penutup
Simpulan
Pembelajaran Bahasa Indonesia dilaksanakan dalam untuk memberikan keterampilan menvimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Oleh sebab itu dalam pelaksanaan pembelajarannya harus menggunakan pendekatan, metode. model. teknik dan strategi yang memadai agar dapat diperoleh hasil yang optimal.
Banyak pendekatan. metode. model. teknik dan strategi yang dapat dipilih sesuai dengan karakteristik dan tujuan pembelajaran. Tidak satupun model. metode. teknik. dan strategi yang paling baik. yang ada adalah kesesuaian dengan kondisi siswa. lingkungan dan materi ajar. Oleh sebab itu dalam pemilihannya dibutuhkan upaya yang cermat dan sungguh-sungguh, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
Daftar Bacaan:
Brown, H.D. 1994. Principles of Language Learning and Teaching. Third Edition. Englewood Cliffs: Prentice Hall Regents.

Burns, A. dan Joyce. H. 1999. Focus on Speaking. Sydney: National Centre for English Language Teaching and Research Macquarie University.
Chomsky. N. 1969. Aspects of the Theory of Svntar. Massachusetts: The MIT Press.
Johnson, LouAnne.2008. Pengajaran yang Kreatif, dan Menarik. Terjemahan Dani. Dharvani. Jakarta: Indeks.
Joyce, Bruce an Weil, Marsha. 1986. Models of Teaching. Englewood Cliffs: Prentice-Hall. Inc.
Purnawarman. P. 2002. Kolaborasi Melalui Internet: Pernanfaatan Internet dalam Mata Kuliah Menulis artikel Jurnal Bahasa dan Sastra Vol. 2. No. 2. April 2002.
Ramly. Mansyur. 2008. Inovasi Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Makalah pada Kongres Bahasa IX. Jakarta.
Richards. J.C. and Rodgers, T.S. 1993.Approaches and Methods in Language Teaching. Cam bridge: Cambridge University Press.
Saussure. F. 1971. Coors in general Linguistics. Terjemahan Wade Baskin. New York:McGraw-Hill.
Sampson, G.1980. Schools of Linguistics. California: Stanford University Press.
Samsuri. 1988. Berbagai Alit-an Linguistik Abad hl'. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Sumardi. M. 1989. Pendekatan Humanistik dalam Pengajaran Bahasa. Makalah dalam PELLBA 10. Jakarta: Lembaga Bahasa Unika Atma Jaya.
Sumardi. M. 1992. Berbagai Pendekalan dalam Pengajaran Bahasa dan.Sastra. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Stevik, E.W.1991. Humanism in Language Teaching. Oxford: Oxford University Press.
Thompson, N. 2003. Communication and Language. New York: Palgrave Acmillan.
Wenger, W. 2004. Beyond Teaching and Learning. Terjemahan Ria Sirait. Bandung: Rosda.

DASAR-DASAR BERMAIN DRAMA

I.   PENDAHULUAN Drama adalah kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas dengan media  percakapan(dialog), gerak da...