Translate

Kamis, 18 Juli 2013

Contoh RPP Kelas I Kurikulum 2013

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan pendidikan          :  SEKOLAH DASAR
Kelas / semester              :  1 / 2
Tema / topik                      :  Lingkungan bersih dan sehat
Petemuan ke                     :  1
Semester                            :  2   (dua)
Alokasi waktu                   :  1 Hari


A.      KOMPETENSI INTI
1.       Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2.       Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru
3.       Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah
4.       Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

B.      KOMPETENSI DASAR
 AGAMA
1.1   Berdoa sebelum dan sesudah belajar, sebagai bentuk pemahaman terhadap Qur’an, Surat Alfatehah 
2.1   Memiliki perilaku bersih badan, pakaian, barang-barang, dan tempat sebagai implementasi pemahaman makna bersuci

 PPKn
1.2   Menerima keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan beragama sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa di lingkungan rumah dan sekolah
2.1   Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri  dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru sebagai perwujudan nilai dan moral Pancasila
3.3.. Mengenal tata tertib dan aturan yang  berlku dalm kehidupan sehari-hari di rumah dan di sekolah
4.2.. Melaksanakan tata tertib di rumah dan di sekolah

   BAHASA INDONESIA
1.1   Menerima anugerah Tuhan Yang Maha Esa berupa bahasa Indonesia yang dikenal sebagai bahasa persatuan dan sarana belajar di tengah keberagaman bahasa daerah
2.3   Menunjukkan perilaku pola hidup sehat (perawatan tubuh, pemenuhan gizi, lingkungan yang sehat, main dan istirahat yang cukup) dan menyayangi makhluk hidup
2.4   Memiliki kedisiplinan dan tanggung jawab merawat tubuh agar sehat dan bugar melalui pemanfatan bahasa indonesia dan atau Bahasa Daerah
2.5 Memiliki perilaku santun dan jujur dalam hal kegiatan dan bermain di lingkungan melalui  pemanfaatan bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah
2.3 Memahami isi cerita melalui mendengarkan cerita yang dibacakan orang lain  dengan penuh perhatian dan mengajukan pertanyaan
4.3   Menyampaikan teks terima kasih mengenai sikap kasih sayang secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian

     MATEMATIKA
2.1. Menunjukkan perilaku teliti dan perduli dengan menata benda-benda di sekitar ruang kelas berdasarkan dimensi (bangun datar, bangun ruang), beratnya, atau urutan kelompok terkecil sampai terbesar
2.4.. Menunjukkan perilaku disiplin tepat waktu dalam melakukan aktivitas di sekolah dengan memperhatikan tanda-tanda saat jam belajar dan jam istirahat
3.2.. Mengenal bangun datar dan bangun ruang menggunakan benda-benda yang ada  di sekitar   ruah, sekolah, atau tempat bermain.
4.2.. Membentuk berbagai bangun ruang dengan menggunakan papan berpaku atau media lainnya

     PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN
2.2   Menunjukkan perilaku santun kepada teman dan guru selama pembelajaran penjas.

     SENI, BUDAYA, DAN PRAKARYA
1.1   Merasakan keindahan alam dan karya seni sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan
2.1   Menunjukkan percaya diri untuk mengekspresikan diri dalam berkarya, bernyanyi, dan menari
2.2   Menunjukkan rasa ingin tahu untuk mengenal alam di lingkungan sekitar sebagai sumber ide dalam berkarya seni
3.2   Mengenal pola irama lagu bervariasi dengan alat musik ritmis


C.      INDIKATOR
 AGAMA
1.       Mengulang bacaan do’a sebelum belajar
2.       Mengulang bacaan do’a sesudah belajar
3.       Menyatakan dalam sikap berdo’a sebelum belajar
4.       Menunjukkan perilaku patuh kepada orang tua

 PPKn
1.       Menunjukkan perilaku baik (jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli/kasih sayang, dan percaya diri) dalam berinteraksi dengan guru
2.       Memberikan contoh sikap perilaku patuh pada aturan/kebiasaan yang berlaku dalam kehidupan sehari – hari di rumah.
3.       Memberikan contoh sikap perilaku patuh pada aturan/kebiasaan yang berlaku dalam kehidupan sehari – hari di sekolah.
4.       Melaksanakan tata tertib di sekolah


BAHASA INDONESIA
1.       Bersikap khusuk (menjaga keheningan) dalam mendengarkan doa
2.       Mengambil sikap duduk atau berdiri dengan berdiam diri
3.       Mencontoh kata-kata dalam doa yang didengar pada saat berdoa sendiri  
4.       Melafalkan kata-kata teks doa dengan jelas
5.       Melafalkan kata-kata teks doa dengan intonasi yang sesuai
6.       Menyebutkan kapan harus mandi, makan, sikat gigi dan cuci tangan.
7.       Menyebutkan kebutuhan tubuh agar tetap sehat, yaitu : main dan istirahat/tidur yang cukup, makan makanan bergizi, minum yang cukup, udara dan lingkungan bersih.
8.       Membedakan lingkungan sehat dan tidak sehat
9.       Menyebutkan nama-nama tempat dalam cerita
10.   Menyebutkan urutan peristiwa
11.   Menyebutkan kebutuhan tubuh agar tetap sehat, yaitu : main dan istirahat/tidur yang cukup, makan makanan bergizi, minum yang cukup, udara dan lingkungan bersih.
12.   Membedakan lingkungan sehat dan tidak sehat
13.   Menuliskan kalimat yang didiktekan guru dengan pemisahan kata yang tepat
14.   Berposisi duduk secara benar
15.   Meletakkan bacaan dengan jarak mata yang benar
16.   Memegang teks bacaan dengan tepat

MATEMATIKA
1.       Menata  dengan rapi benda-benda di sekitar ruang kelas berdasarkan kriteria lainnya (warna atau lainnya)
2.       Memilih jenis tas, wadah atau tempat yang digunakan untuk menaruh benda atau sekelompok benda sesuai dengan beratnya
3.       Menceritakan bentuk bangun ruang dan bangun datar

PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN
1.       Mempraktikan gerak melangkah ke berbagai arah berirama

mengenal makanan sehat (mmSENI BUDAYA, DAN PRAKARYA
1.       Memiliki kepekaan terhadap keindahan alam hasil ciptaan Tuhan
2.       Menjelaskan keindahan-keindahan alam dan karya seni sebagai anugerah Tuhan
3.       memperhatikan lingkungan sekitar secara seksama
4.       merawat lingkungan sekitar secara sadar
5.       menunjukkan kepedulian pada alam lingkungan sekitar dengan berkarya
6.       Mengenal judul lagu dan iringannya

D.      TUJUAN
1.       Berperilaku baik (jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli/kasih sayang, dan percaya diri) dalam berinteraksi dengan guru
2.       Berperilaku patuh pada aturan/kebiasaan yang berlaku dalam kehidupan sehari – hari di sekolah.
3.       Melafalkan kata-kata teks doa dengan intonasi yang sesuai
4.       Menyebutkan kebutuhan tubuh agar tetap sehat, yaitu : main dan istirahat/tidur yang cukup, makan makanan bergizi, minum yang cukup, udara dan lingkungan bersih.
5.       Menuliskan kalimat yang didiktekan guru dengan pemisahan kata yang tepat
6.       Menata  dengan rapi benda-benda di lingkungan sekitar ruang kelas berdasarkan kriteria lainnya (warna atau lainnya)
9.       Mempraktikan gerak melangkah ke berbagai arah berirama
10.   Menjelaskan keindahan-keindahan alam tentang kebersihan lingkungan  sebagai anugerah Tuhan


E.       MATERI
  AGAMA
1.       Bacaan do’a sebelum belajar
2.       Bacaan do’a sesudah belajar
3.       Sikap berdo’a sebelum belajar
4.       Perilaku patuh kepada orang tua

  PPKn
1.       Dengan mengamati kegiatan sehari-hari, siswa dapat  berperilaku baik (jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli/kasih sayang, dan percaya diri) dalam berinteraksi dengan guru
2.       Dengan mengamati contoh sikap perilaku patuh pada aturan/kebiasaan yang berlaku dalam kehidupan sehari  hari di rumah, siswa dapat berperilaku patuh di sekolah.
3.       Contoh sikap perilaku patuh pada aturan/kebiasaan yang berlaku dalam kehidupan sehari  hari di sekolah.
4.       Dengan mengamati kegiatan sehari-hari siswa dapat menceritakan pelaksanaan tata tertib di sekolah

  BAHASA INDONESIA
1.       Sikap khusuk (menjaga keheningan) dalam mendengarkan doa
2.       Sikap duduk atau berdiri dengan berdiam diri
3.       Mencontoh kata-kata dalam doa yang didengar pada saat berdoa sendiri  
4.       Lafal teks doa dengan jelas
5.       Lafal &  kata-kata teks doa dengan intonasi yang sesuai
6.       Waktu mandi, makan, sikat gigi dan cuci tangan.
7.       kebutuhan tubuh agar tetap sehat, yaitu : main dan istirahat/tidur yang cukup, makan makanan bergizi, minum yang cukup, udara dan lingkungan bersih.
8.       lingkungan sehat dan tidak sehat
9.       Nama-nama tempat dalam cerita
10.   Urutan peristiwa
11.   Kebutuhan tubuh agar tetap sehat, yaitu : main dan istirahat/tidur yang cukup, makan makanan bergizi, minum yang cukup, udara dan lingkungan bersih.
12.   Lingkungan sehat dan tidak sehat
13.   Kalimat yang didiktekan guru dengan pemisahan kata yang tepat
14.   Posisi duduk secara benar
15.   Letak bacaan dengan jarak mata yang benar
16.   Teks bacaan dengan tepat



  MATEMATIKA
1.       Dengan mengamati cara penataan benda di sekitar, siswa dapat menata  dengan rapi benda-benda di sekitar ruang kelas berdasarkan kriteria lainnya (warna atau lainnya)
2.       Dengan mengamati benda-benda di sekitar siswa dapat  memilih jenis tas, wadah atau tempat yang digunakan untuk menaruh benda atau sekelompok benda sesuai dengan beratnya
3.       Dengan mengamati benda siswa dapat menceritakan bentuk bangun ruang dan bangun datar

PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN
1.       Praktik gerak melangkah ke berbagai arah berirama

mengenal makanan sehat (mmSENI, BUDAYA, DAN DESAIN
1.       Kepekaan terhadap keindahan alam hasil ciptaan Tuhan
2.       Keindahan-keindahan alam dan karya seni sebagai anugerah Tuhan
3.       Lingkungan sekitar secara seksama
4.       Cara merawat lingkungan sekitar secara sadar
5.       Kepedulian pada alam lingkungan sekitar dengan berkarya
6.       Lagu  Lihat Kebunku
                                                                         

F.         PENDEKATAN & METODE
Pendekatan              : Scientific
Strategi                       : Cooperative Learning
Teknik                         : Example Non Example
Metode                      : Penugasan, Tanya Jawab, Diskusi Dan Ceramah


G.        KEGIATAN  PEMBELAJARAN
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Pendahuluan
1.       Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing (untuk mengawali kegiatan pembelajaran)
2.       Melakukan komunikasi  tentang kehadiran siswa
3.       Mengajak berdinamika dengan tepuk kompak
4.       Mengajak Semua Siswa menyanyi  “SELAMAT PAGI GURU”
5.       Dilanjutkan dengan bertanya jawab tentang syair lagu, mengapa saling mengucap salam. Dan apa bedanya di kalau pagi
6.       Meminta informasi dari siswa mengenai kegiatan piket yang telah dilaksanakan pada pagi hari dan bertanya tentang hubungan antara kebersihan kelas dengan kenyamanan kegiatan pembelajaran.
7.       Menginformasikan Tema yang akan dibelajarkan yaitu tentang
“LINGKUNGAN BERSIH DAN SEHAT”
10 menit
Inti
1.       Menayangkan gambar tentang lingkungan  bersih dan sehat  dan lingkungan rumah yangtidak bersih /tidak sehat.  (eksplorasi, mengamati, menyimak, mendengar)
Gambar rumah sehat mencakup ciri-ciri:
·         Rumah kecil dengan ventilasi cukup
·         Ada teras rumah
·         Ada halaman cukup
·         Taman mungil yang asri
·         Tidak ada sampah yang bertebaran
·         Di pojok halaman ada peralatan untuk membersihkan halaman (ember tempat air untuk menyiram tanaman, sapu lidi dll)
Gambar rumah tidak sehat mencakup ciri-ciri:
·         Tidak memiliki ventilasi yang cukup
·         Tidak memiliki teras/berbatasan langsung dengan jalan raya
·         Tidak memikliki taman atau tanaman hijau
·         Tidak terdapat alat-alat kebersihan
·         Tidak terawat, kotor, dan banyak sampah bertebaran
Jawaban berkembang sesuai dengan lingkungan sehari-hari  hasil eksplorasi serta kemampuan  siswa
150 menit

2.       Bertanya jawab tentang ciri-ciri rumah  dan halaman yang sehat dan tidak sehat,  (eksplorasi, menyimak, menanya, menalar) al:
·         Mendengarkan jawaban siswa tentang rumah yang bersih sehat dan yang tidak bersih dan tidak sehat.
·         Memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab.
·         Pemerataan siswa dalam menjawab (tidak di dominasi oleh salah satu siswa saja).
·         Memperhatikan siswa lain yang tidak berani memberikan jawaban.
·         Mendorong  keberanian  siswa dalam menjawab dan sikap siswa dalam memberikan klarifikasi  tentang benar dan tidaknya jawaban.


3.       Guru menugaskan siswa untuk membaca TEKS tentang RUMAHKU (membaca, mendengar)
4.       Diawali dengan memberi contoh cara membaca TEKS: jedanya, lafalnya, tanda bacanya, dan kata-kata yang dibaca (mengamati/ mendengar), semua siswa menirukan cara membaca dengan benar
5.       Selanjutnya menugaskan siswa secara bergantian untuk membaca TEKS
·         (penilaian proses : Memperhatikan cara siswa membaca (sekaligus menilai keberanian dan kebenaran dalam membaca)
·         Jika ada siswa yang salah dalam melafalkan bacaan langsung dibenarkan sebelum dilanjutkan kepada siswa yang lain
6.       Bertanya jawab tentang makna bacaan / Teks  ( menalar )
7.       Melalui pengamatan gambar rumah sehat siswa diminta membandingkan rumah yang bersih dan sehat dengan rumahnya sendiri-sendiri, (rumah yang bersih tidak harus besar). (eksplorasi dan elaborasi, menyimak dan menalar)

8.       Guru mengelompokan siswa berdasarkan teman satu bangku/2 orang (asumsi 1 kelas 32 siswa) dengan cara siswa mengambil nomor di meja guru. (nomor merupakan penanda dari kelompok)
9.       Siswa berkelompok sesuai dengan nomor yang dimiliki.
10.   Guru membagi gambar kepada masing-masing kelompok
11.   Masing-masing siswa diminta untuk mengidentifikasi gambar dan mencatat hasil identifikasi (benda-benda yang ada di lingkungan sekitar, yang besar dan yang kecil, yang bersih). (eksplorasi, elaborasi, menyimak, menalar, mengkomunikasikan)
12.   Siswa diminta untuk menceritakan hasil identifikasi kepada teman sebangku (mengkomunikasikan)
13.   Setelah tercapai kesepakatan dengan teman sebangku, diminta untuk mendiskusikan dengan kelompok pasangan yang lain (TPS)


Penilaian proses:
a.       Guru berkeliling mengamati kerjasama anak dalam mengerjakan tugas.
b.      Menilai kerjasamanya, tanggung jawabnya, kedisiplinannya, ke aktifannya, mendominasi atau tidak dsb)
c.       Menilai dengan lembar pengamatan perilaku.

Gambar-gambar untuk Example non Example
Kelompok gambar kebersihan kelas
·         Gambar kegiatan menyapu kelas
·         Gambar kegiatan membersihkan debu
·         Gambar kegiatan menata buku
·         Membersihkan jendela kelas
  
Kelompok gambar kebersihan rumah
·         Gambar kegiatan menyapu rumah
·         Gambar kegiatan mengepel lantai
·         Gambar kegiatan menata tempat tidur
·         Gambar kegiatan  membersihkan/menyapu kebun

Kelompok  gambar kebersihan lingkungan/kerja bakti kampung
  • Gambar kegiatan membersihkan selokan
  • Gambar kegiatan membersihkan sampah di jalanan
  • Gambar kegiatan membuang sampah
  • Gambar kegiatan merawat tanaman peneduh
Keterangan:
Diharapkan diskusi akan berkembang pada pembahasan kebersihan lingkungan, ruang, kelas, rumah, sekolah akan berdampak pada kesehatan. Kegiatan membersihkan lingkungan merupakan cerminan dari kerukunan dan saling membantu, dan bekerjasama. Siswa yang sedang berdiskusi (berpikir berpasangan) akan berdampak pada kerjasama yang baik, dan hasilnya merupakan cerminan dari sikap bertanggung jawab.


14.   Semua kelompok mengamati, memikirkan dan menganalisis gambar dikaitkan dengan tema yang sedang dipelajari.
15.   Guru memanggil salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya (mengkomunikasikan dan konfirmasi),
Memberi kesempatan kelompok lain untuk mendengarkan dan memberikan pendapatnya

16.   Mengajak semua siswa berdiri dan menyanyikan lagu “banyak nyamuk dirumahku”  untuk mencairkan suasana dan kepenatan setelah belajar beberapa jam:
·         Guru mengamati sikap siswa dalam menyanyikan lagu
·         Memberi contoh sikap yang benar dalam menyanyi
·         Menilai siswa dalam menyanyikan lagu: (lafal syair lagunya, cara menyanyi, sikap menyanyi, semangatnya dsb)
·         Menggunakan format pengamatan

17.   Guru mengajak bertanya jawab tentang makna lagu.  Bahwa salah satu dampak dari rumah yang tidak sehat, adalah banyak nyamuk, rumah kotor, tidak sehat, mendatangkan penyakit. Dsb

18.   Menugaskan siswa untuk bercerita (berdasarkan gambar) (mengkomunikasikan)

       Guru Mengamati cara siswa dalam BERCERITA (penilaian proses)

19.   Guru dan siswa bersama-sama siswa membuat kesimpulan tentang rumah yang bersih dan sehat

20.   Hasil kegiatan dan pekerjaan siswa ditempel di papan yang


Dilanjutkan dengan menasehati siswa agar membiasakan hidup sehat

Penutup
1.       Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar selama sehari
15 menit
2.       Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)
3.       Melakukan penilaian hasil belajar

4.       Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing (untuk mengawali kegiatan pembelajaran)

  • Mengamati sikap siswa dalam berdo’a (sikap duduknya, cara membacanya, cara melafalkannya dsb)
  • Apabila ada siswa yang kurang benar dan kurang sempurna dalam berdo’a, maka setelah selesai kegiatan berdo’a, langsung diberi nasehat agar besok kalau berdoa lebih disempurnakan





H.                 SUMBER DAN  MEDIA
·         Diri anak
·         Lingkungan keluarga
·         Lingkungan sekolah
·         Buku Tematik Kelas I
·         Buku Pengembangan Diri Anak
·         Video/slide/gambar tentang teknik cetak sederhana dan bentuk pola dan alur sederhana gunting, lipat dan tempel
·         Gambar/contoh langsung karya cetak  dengan berbagai bahan alam dan bentuk
·         Gambar/contoh langsung hasil karya gunting, lipat dan tempel dengan berbagai bentuk pola dan alur sederhana
·         Buku kirigami (seni mengunting)
·         Buku Pengembangan Diri Anak

I.          PENILAIAN

  1. Prosedur Penilaian
a.       Penilain Proses
Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejak dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir

b.      Penilaian Hasil Belajar
Menggunakan instrumen penilaian hasil belajar dengan tes tulis dan lisan (terlampir)

  1. Instrumen Penilaian
a.       Penilaian Proses
1)   Penilaian Kinerja
2)   Penilaian Produk

b.      Penilaian Hasil Belajar
·       Pilihan ganda
·       Isian singkat
·       Esai atau uraian


Mengetahui                                                                                                       Guru Kelas 1
Kepala Sekolah,                                                                                              




....................................................                                                           ...............................................                                                
NIP .............................................                                                            NIP  ........................................





PENILAIAN NON TES:

A.        Penilaian Kinerja
1.        Kinerja dalam Menyelesaikan Tugas Kelompok

No.
Nama Peserta Didik
Aspek
Jumlah
Nilai
Kerja sama
Keaktifan
Menghargai pendapat teman
Tanggung jawab









































Keterangan Skor:
1=Kurang
2=Cukup
3=Baik
4=Sangat Baik

Skor maksimal=16

                            Skor perolehan
Nilai     =                                             X  100
                            Skor Maksimal
 



2.        Penilaian Kinerja dalam menyelesaikan tugas Presentasi

No.
Nama Peserta Didik
A s p e k
Jumlah
Skor
Nilai
Komuni-kasi
Sistematika penyampaian
Penguasaan pengetahuan/Materi
Keberanian
Antusi-as























































Keterangan Skor :
                                                               
Komunikasi:                                                                                                   Sistematika Penyampaian:
1 = Tidak dapat berkomunikasi                                                               1 = Tidak sistematis
2 = Komunikasi agak lancar, tetapi sulit dimengerti                       2 = Sistematis,uraian krng,tdk jelas
3 = Komunikasi lancar tetapi kurang jelas dimengerti                   3 = Sistematis, uraian cukup
4 = Komunikasi  sangat lancar, benar dan jelas                                4 = Sistematis, uraian luas, jelas

Wawasan:                                                                                                       Keberanian:
1 =  Tidak menunjukkan pengetahua/ materi                                  1 = Tidak ada keberanian
2 =  Sedikit  memiliki pengetahuan/materi                                        2 = Kurang berani
3 =  Memiliki pengetahuan/materi  tetapi kurang luas                 3 = Berani
4 =  Memeiliki pengetahuan/materi yang  luas                                4 = Sangat berani

Antusias:
1 = Tidak antusias
2 = Kurang antusias
3 = Antusias tetapi kurang kontrol
4 = Antusias dan terkontrol

Skor maksimal=20

                                        Skor perolehan
Nilai     =                                                         X  100
                                        Skor Maksimal
                                       



B.        Penilaian Produk
1. PRODUK GAMBAR  BANGUN DATAR DAN BANGUN RUANG

No.
Nama Peserta Didik
A s p e k
Jumlah
Skor
Nilai
Ketepatan menentu kan benda dengan persegi
Ketepatan menggam-bar persegi
Banyaknya benda dan gambar yang dibuat
Kerapian









































Keterangan Skor:
Aspek ke-1 dan ke-2
1=Kurang
2=Cukup
3=Baik
4=Sangat Baik


Aspek ke-3
1=Jika mengidentifikasi 3 -4
2=Jika mengidentifikasi ≥5


Skor maksimal=10

                                        Skor perolehan
Nilai     =                                                         X  100
                                        Skor Maksimal
MEDIA: LINGKUNGAN BERSIH DAN SEHAT (Benda Yang Terkait Dengan Lingkungan Bersih Dan Sehat seperti: Tempat Sampah, Tempat Kapur, Tempat Pensil tempat penghapus, Papan Tulis dsb )


DAFTAR PUSTAKA
Kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Standar Nasional Pendidikan; (2013): Kerangka Dasar, Jakarta.
--------------------------------------------, Badan Standar Nasional Pendidikan; (2013): Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar   Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar /Madrasah Ibtidaiyah kelas 1 s.d 6 Jakarta.
--------------------------------------------, Badan Standar Nasional Pendidikan; (2013): Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar   Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Dasar /Madrasah Ibtidaiyah kelas 1 s.d kelas 6 Jakarta.
--------------------------------------------, Badan Standar Nasional Pendidikan; (2013): Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar   Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan Kepribadian untuk Sekolah Dasar /Madrasah Ibtidaiyah kelas 1 s.d kelas 6 Jakarta.
--------------------------------------------, Badan Standar Nasional Pendidikan; (2013): Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar   Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar /Madrasah Ibtidaiyah kelas 1 s.d kelas 6 Jakarta.
--------------------------------------------, Badan Standar Nasional Pendidikan; (2013): Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar   Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar /Madrasah Ibtidaiyah kelas 1 s.d kelas 6 Jakarta.
--------------------------------------------, Badan Standar Nasional Pendidikan; (2013): Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar   Mata Pelajaran Estetika /Seni dan Budaya untuk Sekolah Dasar /Madrasah Ibtidaiyah kelas 1 s.d kelas 6 Jakarta.
--------------------------------------------, Badan Standar Nasional Pendidikan; (2013): Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar   Mata Pelajaran Olah Raga, Jasmani dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar /Madrasah Ibtidaiyah kelas 1 s.d kelas 6 Jakarta.
--------------------------------------------, Badan Standar Nasional Pendidikan; (2013): Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar   Mata Pelajaran Agama dan Aklak Mulia untuk Sekolah Dasar /Madrasah Ibtidaiyah kelas 1 s.d kelas 6 Jakarta.
--------------------------------------------, Badan Standar Nasional Pendidikan; (2013): Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar     Undang-Undang Republik Indonesia  Nomor 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional,  Jakarta.
Sriwilujeng, D. (2002): Refleksi dan Evaluasi; Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Umum. PPPG IPS dan PMP Malang
Sriwilujeng, D. (2006) : Kajian Tematik (Kelas 1,2, dan 3), Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga kependidikan PKn dan IPS Malang.
Haribawa, H. (2000): Penilaian Portofolio (Portofolio assesment), Depdiknas, Proyek perluasan dan Peningkatan Mutu SLTP, Jakarta.
Somantri, M. N. (2001): Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS: Penerbit Rosda


Senin, 01 April 2013

Model dan Metode Pembelajaran Bahasa

Oleh: Heru Subrata

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pembelajaran bahasa Indonesia. bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa dan bersastra. dan untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Selain itu, juga diarahkan untuk mempertajam perasaan siswa. Siswa tidak hanya diharapkan mampu memahami informasi yang disampaikan secara lugas atau Iangsung, tetapi juga yang disampaikan secara terselubung atau secara tidak Iangsung. Siswa tidak hanya pandai dalam bernalar, tetapi memiliki kecakapan di dalam interaksi sosial dan dapat menghargai perbedaan balk di dalam hubungan antarindividu maupun di dalam kehidupan bermasyarakat, yang berlatar dengan berbagai budaya dan agama. ( Depdiknas: 2003: 4).
Agar siswa mampu berkomunikasi. pembelajaran bahasa Indonesia haruslah diarahkan untuk membekali siswa terampil berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Siswa perlu dilatih lebih banyak menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, tidak hanya dituntut untuk menguasai pengetahuan tentang bahasa. Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran bahasa. ditentukan oleh beberapa faktor. di antaranya: guru. siswa. media. model dan metode. teknik, suasana belajar. dan teknologi pembelajaran. Masing-masing unsur saling terkait dan secara bersama-sama akan berkolaborasi dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Namun. salah satu unsur yang sangat perlu mendapatkan perhatian adalah kemampuan guru dalam mengadopsi model, metode. teknik. dan strategi inovatif, agar pembelajaran lebih terarah dan sesuai dengan tujuan pembelajaran berbahasa.
Guru harus berani mengolaborasikan berbagai metode. teknik, dan media pembelajaran inovatif—meng"create"—dalam rangka menciptakan pembelajaran yang menarik dan matnpu membelajarkan siswa. Selain itu, guru juga harus meninggalkan model pembelajaran yang berorientasi pada language usage. Sebab yang diperlukan siswa sebenarnva adalah language use. Penggunaan bahasa yang kontekstual, bahasa yang ada di lingkungan siswa akan jauh lebih berarti. Sedangkan keputusan tentang pemilihan model, metode. teknik, dan bahan ajar. yang akan dipakai sepenuhnya menjadi hak guru asalkan sesuai dengan karakteristik siswa, bahan ajar, media. dan tujuan yang ingin dicapai, sesuai dengan SK dan KD.

2.  Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah perbedaan: pendekatan. metode. teknik dan strategi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
b. Model-model apa sajakah yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Bahasa  Indonesia
c. Bagaimanakah langkah-langkah praktis dalam model dan metode dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

3. Tujuan
a.  Menjelaskan perbedaan: pendekatan, metode, teknik, strategi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
b. Menjelaskan model-model yang dapat diterapkan dalarn pembelajaran Bahasa Indonesia
c.  Menjelaskan langkah-langkah praktis penerapan model dan metode dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

B. Kajian Teori
Hakekat Pembelajaran Bahasa
Belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Pemikiran ini muncul dari fakta dalam pemakaian bahasa. Bahasa dimiliki setiap individu untuk melakukan kegiatan berkomunikasi antarsesama. Pemikiran seperti ini sudah muncul sebenarnya dalam linguistik Struktural Mongin-Ferdinand de Saussure. Saussure mengatakan bahwa language is a social institutions bahasa merupakan fakta sosial (Saussure, 1971: 15). Pemikiran Saussure ini banyak dipengaruhi oleh pemikiran ahli sosiologi Emile Durkheim (Samsuri. 1988:11). Dengan demikian, perhatian terhadap aspek kernanusiaan mendapat tempat dalam pengajaran bahasa.
Para linguis terapan pun memikirkan pola pengembangan pengajaran bahasa yang berwawas kemanusiaan sehingga lahirlah ancangan yang dinamakan ancangan humanistik (Stevik, 1 991). Ancangan ini melahirkan Community Language Learning (CLL) yang dikembangkan oleh Charles A. Curran, Total Physical Response (TPR) yang dikembangkan oleh James Asher. The Natural Approach (NA) yang dikembangkan oleh Tracy Terrell, The Silent Way yang dikembangkan oleh Caleb Gattegno. dan Suggestopedia vang dikembangkan oleh Georgi Lozanov. Pengembangan ancangan berwawas humanistik tersebut lebih ditujukan pada pengajaran bahasa kedua dan atau pengajaran bahasa asing.
Dalam pelaksanaannya untuk situasi pengajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua pun tidak mudah karena berbagai kendala teknis yang masih sering menjadi alasan utama, misalnya, jumlah anak didik di dalam kelas. media pengajaran, dan sumber dava manusia (guru) yang masih belum profesional. Selain itu berbagai ancangan di atasmeskipun sudah diuji keterandalannya dengan berbagai uji-coba dan penelitian-sulit diterapkan dalam pengajaran bahasa Indonesia karena ancangan tersebut lebih banyak diterapkan pada siswa yang berlatar belakang bahasa pertama yang berbeda-beda (tidak serumpun) dalam pembelajaran bahasa Inggris.
Kasus di atas sulit diterapkan dalam pengajaran bahasa Indonesia, karena posisi bahasa Indonesia dengan bahasa pertama yang dikuasi anak masih berada dalam satu rumpun. Dengan situasi kedwibahasaan yang seperti ini. semua ancangan humanistik di atas masih menjadi kendala untuk diterapkan. Yang lebih memungkinkan untuk dilaksanakan di Indonesia adalah ancangan komunikatif. Ancangan ini masih memanfaatkan pikiran Chomsky. terutarna konsep kompetensi dan performansinya. Bagi Chomsky, kompetensi merupakan the speaker-hearers knowledge of his language dan performansi merupakan the actual use of language in concrete situation (Chomsky. 1969:4).
Menurut Chomsky. proses belajar bahasa adalah proses pembentukan kaidah (role formation process), bukan proses pembentukan kebiasaan (habit formation process) (Sumardi,1992: 99). Dengan demikian, Chomsky ingin memberitahu dunia pengajaran bahasa bahwa kompetensi perlu dikembangkan pada diri pembelajar sehingga mereka mampu rnenggunakan bahasa secara gramatikal. Ancangan komunikatif sebenarnya lebih dekat dengan kajian tatabahasa fungsional yang telah dilakukan oleh para linguis, misalnya, para linguis aliran Praha, yakni Vilem Mathesius. Trubetzkoy, Andre Martinet, dan Roman Jakobson (Sampson. 1980:103-129).
Ancangan komunikatif dimunculkan sekaitan den-an slogan-belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Dengan slogan itu para pengajar diharapkan dapat menyadari hakikat belajar bahasa bagi para siswanya, yakni mereka harus diarahkan dalam belajar bahasa untuk berkomunikasi. Dengan demikian, keberadaan fungsi bahasa rnulai mendapat perhatian.
Finocchiaro and Brumfit mencoba memberikan kontras antara metode Audiolingual dengan ancangan Komunikatif, yang berkaitan dengan konsep kebahasaan diaajarkan Finocchiaro and Brumfit the target linguistic system it-ill he learned best through the process of struggling to communicate. Adapun yang menjadi penekanan dari ancangan komunikatif ini adalah communicative competence, linguistic variation. dan fluency and acceptable language (Richards and Rodgers, 1993:67-68).

Dalam pelaksanaan pembelajaran tidak ada istilah 'metode yang baik atau metode yang jelek'. Yang ada adalah metode yang cocok (tepat). Untuk itu perlu disiapkan seperangkat metode yang menarik. atraktif. normatif taktis. andal. dan praktis. Jika kita melihat standar nasional pendidikan, proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif. kooperatif. inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif. serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kernandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Standar Nasional Pendidikan Bab IV Pasal 19).


Metodologi Pembelajaran Bahasa
Metodologi secara ringkas dapat diartikan sebagai "ilmu mengenai rnetode". Pengkajian metodologi pengajaran bahasa bersurnber dari: 1)  pemerian bahasa yang dihasilkan oleh linguistik urnum, 2) teori pembelajaran yang dikaji oleh psikologi, 3) teori pembelajaran bahasa yang disurnbangkan oleh psikolinguistik: dan 4) teori pemakaian bahasa dalam masyarakat yang diambil dari sosiolinguistik. Anthony     (1963).
Anthony (1963) yang melahirkan istilah approach (pendekatan). method (rnetode) dan technique (teknik): Approach adalah "seperangkat asumsi yang berhubungan dengan hakikat bahasa, belajar, dan mengajar." Method ialah "suatu rencana menyeluruh mengenai panyajian bahasa yang sistematis berdasarkan pendekatan tertentu.  Technique ialah "kegiatan-kegiatan khusus yang diwujudkan di dalam kelas yang konsisten dengan metode, dan olehnya itu juga sejalan dengan pendekatan. Sedangkan Richards. dkk. (1985:177). Memberikan batasan mengenai metodologi pengajaran bahasa sebagai kajian praktik dan prosedur yang digunakan dalam pengajaran, dan prinsip-prinsip dan keyakinan yang melandasinya.
Metodologi meliputi: Kajian tentang hakikat keterampilan berbahasa (yaitu listening, speaking, reading dan writing) dan prosedur pengajarannya, Kajian tentang penyiapan rencana pembelajaran, materi ajar, buku teks untuk pengajaran
keterampilan berbahasa, Evaluasi dan perbandingan metode pengajaran bahasa (misalnya Audiolingual method).
Senada dengan pendapat tersebut adalah Richards. dkk. (1985:177). Metode dalam pengajaran bahasa menurut Richards. dkk. (1985:176) adalah cara mengaiarkan suatu bahasa vane didasarkan kepada prinsip dan prosedur vane sistematis tujuan pengajaran, (d) jenis silabus yang digunakan; (e) peran guru, pelajar, dan materi pembelajaran. dan (f) teknik dan prosedur yang digunakan. Richards & Rodgers (1982, 1986), mengajukan hasil kajian mereka yang merumuskan kembali konsep metode. Istilah Anthony,  approach, method dan technique dilabel menjadi approach, design dan procedure secara berturut-turut dengan payung istilah method yang menjelaskan proses tiga-langkah ini. Sedangkan Menurut Richards & Rodgers (1982:154). Metode adalah "istilah yang memayungi spesifikasi dan hubungan antara teori dan praktik." Approach adalah asumsi, keyakinan, dan teori mengenai hakikat bahasa dan belajar bahasa. Dan, Procedures merupakan teknik dan praktik yang diturunkan dari approach dan design.

C. Pembahasan
Model Pembelajaran
1. Model Pembelajaran Membaca
a. Model Directed Reading Thinking Activity (DRTA) (Kegiatan Membaca Berpikir Terarah)  Langkah-Iangkah
1) Tahap Prabaca
a) Survei teks. mencari petunjuk tentang isi (judul, ilustrasi. sub judul, ilustrasi)
b) Membuat prediksi
c) Menulis prediksi pada lembar prediksi
• Lembar prediksi berisi klasifikasi, sepert kolorn terbukti.tidak terbukti, benar-salah, informasi tidak cukup, atau lainnya.
• Menentukan tujuan membaca (apakah terbukti atau tidak prediksinya)
• Lanjutan
2) Tahap membaca
a) Membaca teks (diarn/nyaring)
b) Memberi tanda (X) pada lembar klarifikasi pada lembar prediksi dan menentukan berapa banyak kesesuaian hasil prediksi dengan isi bacaan
3) Pasca Mernbaca
a) Membanding isi prediksi dengan isi teks yang sebenarnya
b) Menganalisis daftar prediksi dan menilai berapa banyak kesesuaian basil prediksi dengan isi bacaan.

b. Model K-W-L
Strategi K-W-L adalah salah satu strategi pembelajaran membaca yang menekankan pada pentingnya latar belakang pengetahuan pembaca. (D. Ogle. 1986, Via Tierney 1990: 283).  Strategi K-W-L terdiri dari tiga langkah, yaitu langkah K- What I Know (apa yang saya ketahui). langkah W- What I Want to Learn (apa yang ingin saya pelajari), dan langkah L- What I Learned (apa yang telah saga pelajari). K-W-L dikembangakan dan diujiterapkan untuk mengetahui kerangka kerja guru guna mengetahui kemampuan siswa.

c. Model PORPE
1) PORPE (Predict. Organize, Rehearse, Practice. Evaluate) merupakan strategi belajar yang dikembangkan oleh Simpson (1986) yang dirancang untuk membantu siswa dalam (1) merencanakan secara aktif. memonitor, dan mengevaluasi pembelajaran mereka mengenai isi bacaan; (2) mempelajari proses-proses yang berbelit-belit dalarn persiapan ujian esai. dan (3) menggunakan proses menulis
untuk mempelajari isi bacaan.
2) Tahapan Strategi Porpe
            a)      Predict (membuat prediksi berupa pertanyaan-pertanyaan esai),
           b)      Organize (mengorganisasikan konsep dalarn bentuk mind mapping),
            c)      Rehearse (melatih kembali dengan cara mepresentasikan di depan),
           d)      Practice (praktik; menuliskan kembali dengan bahasanya sendiri
           e)      Evaluate (evaluasi yaitu menjawab pertanyaan esai yang dibuat oleh guru).

d.      Model ECOLA (Extending Consept trought Language Activities)
          Langkah-langkah:
1) Menentukan tuluan komunikasi (siswa berdiskusi untuk menentukan tuiuan membaca. Kecakapan hidup yang diharapkan
a) Gemar membaca
b) Cepat menemukan ide. konsep, dan informasi aktual
c) Kritis bernalar-terampil bertanya dan mempertanyakan
d) Terampil menganalisis
e) Terampil merangkum
t)  Mampu mengevaluasi
g) Menumbuhkan kepribadian dan rasa percaya diri yang tangguh.
h) Tradisi membaca
• Pertama, Membaca yang baik
Membaca merupakan keterampilan berbahasa yang bertujuan untuk memahami ide, gagasan. serta perasaan dalam teks. Pembaca yang balk akan memperhatikan kecepatan dan pemahaman saat membaca.
• Kedua, Memilih materi bacaan
Mengenali karakteristik bacaan, bahasanya mudah dimengerti, ada pesan yang disampaikan, mendidik, menghibur. dan mudah diperoleh
• Ketiga, Menyediakan waktu
Agar kemampuan membaca menjadi baik salah satu cara yang perlu dilakukan adalah mencediakan waktu rutin untuk selalu membaca
• Keempat, Membaca kritis
Setelah melakukan pemahaman terhadap isi/informasi, pembaca akan mengalami proses analisis dan evaluasi terhadap teks yang dibaca.

2. Model Pembelajaran Mendengarkan
a. Retelling stony
1) Guru menyiapkan bahan bacaan.
2) Salah satu siswa membaca dengan membaca nyaring.
3) Siswa menyimak dengan seksama.
4) Siswa ditugasi untuk menceritakan kembali isi bacaan dengan bahasa sendiri.
b. Bisik Berantai
1) Guru membisikkan suatu pesan kepada seorang siswa.
2) Siswa tersebut membisikkan pesan itu kepada siswa kedua.
3) Siswa kedua membisikkan pesan itu kepada siswa ketiga. Begitu seterusnya.
4) Siswa terakhir menyebutkan pesan itu dengan suara jelas di depan kelas.
5) Guru memeriksa apakah pesan itu benar-benar sarnpai pada siswa terakhir atau tidak.
c. Model Menvimak Secara Langsung/DLA (Direct Listening Activities)
Guru mengemukakan tujuan pembelajaran, membacakan judul teks simakan, bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan judul bahan simakan sebagai upaya untuk pembangkitan unsur siswa. Selanjutnya guru mengernukakan hal-hal pokok yang perlu dipahami siswa dalam menyimak.
d. Identifikasi Kata Kunci
1)    Setiap kalimat. paragraf, ataupun wacana selalu memiliki sejumlah kata yang dapat             mengungkapkan isi keseluruhan kalimat, paragraf atau wacana. Kata-kata yang dapat mewakili isi keseluruhan ini disebut kata kunci "key word'.
2)    Menyirnak isi kalimat yang panjang atau paragraf dan wacana pendek-pendek tidak perlu menangkap sernua kata-katanya. Cukup diingat beberapa kata kunci  yang merupakan inti pernbicaraan. Melalui perakitan kata kunci menjadi kalimat- kalimat utuh sampai isi singkat bahan simakan.
3)      Guru : Dengarkan baik-baik! Cari kata kunci kalimat berikut.
4)      Manusia, baik yang primitif maupun yang modern. selalu cenderung hidup berkelompok.
5)      Siswa: Menyimak. Menentukan kata kunci. Manusia hidup berkelompok

e.  Memperluas Kalimat
1)      Guru menyebutkan sebuah kalimat. Siswa mengucapkan kembali kalimat tersebut. Kembali guru mengulangi mengucapkan kalimat tadi. Kemudian guru mengucapkan kata atau kelompok kata lain. Siswa melengkapi kalimat tadi dengan kelompok kata yang disebutkan terakhir oleh guru. Hasilnya adalah kalimat yang diperluas.
2)      Lanjutan

f.  Menvelesaikan Cerita
1).  Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok beranggotakan 3-4 orang. Guru mernanggil anggota kelompok pertama. misalnya kelompok 1. maju ke depan kelas. Yang bersangkutan disuruh bercerita, judul bebas kadanb kadang juga diitentukan oleh guru. Setelah yang bersangkutan bercerita, misalnya baru seperempat bagian is dipersilahkan guru untuk duduk.
2)      Cerita tersebut dilanjutkan oleh anggota kedua. Anggota ketiga maju melanjutkan cerita itu. Bagian terakhir cerita diselesaikan oleh anggota keempat. Kelas boleh   juga tidak dikelompokkan. Semua siswa harus slap dipanggil untuk bercerita.Sementara yang belum tampil ke depan harus menyimak benar-benarjalan cerita.Cara ini mernbuat kelas serius menyimak cerita yang sedang dituturkan.
3) Guru: Sekarang bunda punya suatu cerita. Tapi judulnya belum ada? Masih    dicari/belum diberi judul. Cerita ini akan disusun oleh empat orang siswa. Bagian     demi bagian akan ditampilkan di depan kelas. Anak-anak harus bersiap bercerita dan menvinak cerita. Mari kita mulai, Udin silakan ke depan kelas!
4)  Udin : Nilai mata pelaharan matematika saya 8. Saya belajar hampir setiap saat.Saya tak ingin nilai saya turun.
5)  Guru: Bagus. Udin. silahkan duduk. Cerita akan dilanjutkan oleh Anggi.
6)  Guru: Anggi lanjtkan cerita Udin tadi.
7)  Anggi: Ya dari pada menyesal saat ujian karena tidak bisa nggarap, lebih baik sekarang meniru Udin yang rajin belajar.
8)  Guru: Bagus. bagus! Anggi boleh duduk. Cerita akan dilanjutkan oleh Elma (dan seterusnya sampai guru menghentikan cerita itu. dan siswa diminta menentukan judulnya.

3. Model Pembelajaran Menulis
Kemampuan menulis berkorelasi dengan kemampuan membaca. tetapi sangat menulis cendrung diabaikan dalam pembelajaran
a. Model Brainstorming,
Langkah-Langkah:
1) Siswa dibentuk dalam beberapa kelompok yang heterogen.
2) Masing-masing kelompok berdiskusi menentukan topik tulisan dapat didasarkan    tema sentral yang diberikan guru atau memilih tema yang guru berikan.
3) Setelah menemukan terra tulisan dalam kelompoknya, mereka brainstorming untuk nenentukan topik tulisan per siswa (individu).
4) Brainstorming terus dilakukan dalam tahap prapenulisan, khususnya dalam hal         penggalian dan pengumpulan bahan tulisan.
5) Para siswa diberi kesempatan untuk menulis secara mandiri (sendiri-sendiri)
6) Setelah usai. mereka dikelompokkan lagi dalam kelompok semula dan dilakukan     tahap pascamenulis (editing &revising). Para siswa melakukan brainstorming      dalam mencermati tulisan teman lainnya.
7) Para siswa memperbaiki tulisannya kembali.
8) Tiap kelompok menyajikan beberapa atau satu tulisan yang dianggap paling baik di kelompoknya (dipilih oleh kelompok siswa yang hersangkutan) secara lisan.
9) Guru dan siswa lain merefleksi (menanggapi dan evaluasi) tulisan ternan yang          disajikan.
10)   Tulisan dikumpulkan dan dievaluasi oleh guru.

b. Model Brain writing , Langkah-langkah :
1)  Siswa dan guru mendiskusikan terra tulisan yang akan dituliskan.
2)  Siswa diberi kesempatan untuk melakukan proses prapenulisan secara individu atau      kelompok. balk indoor maupun outdoor. Jika berkelompok. hal-hal yang dibicarakan (diskusi) dan berbagai saran gagasan teman harus dituangkan dalam  kartu/lembar gagasan (boleh secara garis besar). Temuan siswa dalam kegiatan prapenulisan dituangkan dalam lembar/kartu gagasan.
3)  Siswa diberi kesempatan untuk menulis secara mandiri (sendiri-sendiri).
4)  Setelah selesai menulis draft. tulisan siswa ditukarkan dengan siswa lain, berpasangan/acak dan mereka melakukan tahap pascamenulis (editing &revising). Para siswa melakukan brain writing dalam menyunting tulisan teman lainnya.
5)  Siswa diminta memberikan saran, kornentar, gagasan. dan semacamnya atas tulisan       teman yang dibacanya secara tertulis dalam lembar/kartu gagasan.
6)  Setelah tulisan dikembalikan beserta kartu gagasan, para siswa memperbaiki tulisannya kembali.
7)  Beberapa siswa diminta menyajikan tulisannya secara lisan.
8)  Guru dan siswa lain merefleksi (menanggapi dan evaluasi) tulisan teman yang disajikan.
9)  Tulisan dikumpulkan dan dievaluasi oleh guru


c.  Model Roundtable
Model ini dikembangakan dengan dasar pendekatan kooperatif dan kontekstual. Tulisan yang paling tepat untukjenis ini adalah tulisan kreatif (cerpen. puisi. drama) dan beberapa tulisan faktual (narasi. deskripsi. dan lainnya). Model ini mengedepankan suatu kerjasama dalam kelompok untuk membuat tulisan bersama. Akan san(-Iat baik jika hal ini pun dikompetisikan dalam kelas tersebut. Berikut langkah menulis dengan model Roundtable:
1)  Guru memberi pengarahan model prosedural roundtable dan pengantar kompetensi yang diarah dalarn pembelajaran.
2)  Siswa dikelompokkan dalam beberapa kelompok denganjumlah anggota seimbang (4-5 orang)
3)  Siswa dan guru menentukan topik dan tujuan (genre) suatu tulisan bersama-sama.
4)  Jika sudah ditentukan sebuah topik untuk semua siswa maka tiap kelompok bersiap rnenulis secara serentak. Tiap siswva menulis di lembarnya masing-masing dengan batasan tertentu yang disepakati bersama (jumlah kalimat tertentu atau kurun waktu tertentu yang difasilitatori oleh guru). Aba-aba mulai dan berhenti dikendalikan oleh guru.
5)  Jika dinyatakan berhenti maka kegiatan menulis berhenti. Lalau guru memerintahkan putar/geser. Artinya, lembar tulisan tiap siswa digeserkan ke siswa di sebelahnya (dalam kelompok). Ketika guru menyuarakan mulai maka mereka harus melanjutkan tulisan temannya. Demikian sampai kertas kerja kembali pada pemiliknya lagi.
6) Tiap siswa mencermati hasil tulisan yang ada.
7) Tiap kelompok menilai tulisan dalam kelornpoknya dan boat urutan tulisan dari yang terbaik sampai yang kurang baik.
8) Semua tulisan siswa dipajang di papan tulis sesuai groupnya.
9) Semua siswa saling melihat dan membaca tulisan teman sekelasnya.
10)   Guru dan siswa merefleksi hasil penulisan.

d. Model Brown
Model ini didasari oleh pemahaman bahwa media pembelajaran merupakan suatu bagian yang sangat berpengaruh terhadap keefektifan pembelajaran. Apalagi media dan alat bantu belajar kian lama kian variatif dan interaktif. Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis dapat berupa media visual, audio, project motion, dll. di antaranya adalah garnbar, peta, bagan, grafik. foto, poster, iklan. perangko. video. OHP, dsb. Berikut akan dipaparan langkah pembelajaran menulis dengan media puzzle gambar berseri. Langkah-langkah:
1) Guru menyiapkan puzzle gambar berseri tentang suatu masalah.
2) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan mengemukakan kompetensi yang hendak di capai siswa.
3) Guru membagikan puzzle gambar yang sama kepada semua kelompok.
4) Tiap kelompok diharapkan mengurutkan puzzle gambar berseri sesuai logika dan argumennya masing-masing.
5) Tiap kelompok menyajikan hasilnya.
6) Dilakukan diskusi atas kerja siswa beserta alasan. Guru sekalian menyampaikan materi yang relevan.
7) Lalu tiap siswa dalam kelompok ditugasi membuat tulisan berdasar susunan gambar di kelompoknya dengan pengembangan imajinasi mereka masing-masing.
8) Tulisan disunting dalam kelompok secara bergantian dan diperbaiki.
9) Dilakukan refleksi atas pembelajaran yang telah dilakukan.
10)   Produk tulisan dikumpulkan untuk dievaluasi oleh guru.

e. Model Sugesti - Imajinasi
Model ini mendasarkan pada menulis sebagai suatu proses yang perlu rangsangan menarik untuk memunculkan ide tulisan hal ini tetap menggunakan dasar menulis sebagai sebuah proses. Adapun rangsangan (sugesti) yang dipakai dalam kegiatan ini dapat bervariasi tergantung kondisi sekolah. Beberapa diantaranya adalah lagu. musik, pembacaan puisi. tayangan pementasan drama, cuplikan sinetron, iklan. film, dsb. Berikut proseduralnya dengan media lagu. Langkah-langkah:
1) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai siswa.
2) Guru memilihkan lagu yang sesuai dengan materi dan tema pembelajaran.
3) Siswa bersiap menyimak lagu dan membuat catatan bahan penulisannya (langkah sampai dapat membuat kerangka tulisan).
4) Siswa membuat tulisan berdasar sugesti-imajinasi tersebut.
5) Siswa sating bertukar tulisan untuk menyunting tulisan temannya.
6) Siswa menerima kembali hasil tulisannya beserta suntingan dan memperbaiki          tulisan.
7) Dilakukan penilaian tulisan oleh siswa/guru.
8) Guru dan siswa merefleksi pembelajaran secara menyeluruh


3. Model Pembelajaran Berbicara
Pembelajaran merupakan pembelajaran keterampilan berbahasa yang yang memerlukan waktu yang lama, apalagi jika tagihan keterampilan akan dinilai secara personal. Pembelajaran menjadi membosankan dan kadang guru "menganggap pembelajaran keterampilan berbicara tidak perlu ". Oleh sebab itu guru harus mendesain pembelajaran ini menjadi menarik.
a. Listening Team. Langkah-Langkah
1) Siswa dibagi dalam kelompok dengan anggota 4-5 orang
2) Jelaskan pada tiap kelompok bahwa mereka mempunyai kewajiban menjelaskan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru
3) Bagilah kelompok menjadi kelompok penyaji, penjawab, kelompok pro, kelompok kontra, penyimpul. Jelaskan masing-masing tugas kelompok tersebut
4) Tugas penyaji, menyajikan kembali pelajaran yang disampaikan guru. Kelompok ini boleh membuat cacatan ringkas tentang materi yang diberikan guru, meski demikian fokusnya adalah pada aspek menyampaikan materi secara lisan.
5) Tugas kelompok penjawab adalah menjawab pertanyaan kelompok penanya
6) Tugas kelompok kontra adalah mencatat dan mengungkapkan hal-hal yang tidak disetujui
7) Uraian hal-hal yang tidak disetujui dapat dilakukan pada saat diminta menjelaskan
8) Kelompok penyimpul, menyimpulkan hasil yang dibicarakan dan menjelaskan secara lisan kepada semua kelompok

b. Model In The News , Langkah-ingkah :
1) Siswa dibagi dalam 4 atau 5 kelompok
2) Siswa dalam tiap kelompok diminta membaca 4 atau 5 artikel yang berbeda-          beda
3) Sambil membaca siswa diminta menuliskan isi artikel yang dibaca
4) Setelah membaca, siswa diminta untuk menukar artikel yang dibaca dengan teman kelornpok lain
5) Tiap kelompok diminta merangkai ulang pokok-pokok berita atau artikel yang        dibaca dengan bahasa sendiri
6) Kelompok juga menyediakan sanggahan. jika ada uraian kelompok lain yang          tidak sesuai
7) Pokok-pokok sanggahan dijadikan bahan diskusi dalam masing-masing kelompok
8) Semua kelompok harus menyajikan kesimpulan hasil secara lisan


c. Model Siapa dan Apa Sava
Model ini. dapat digunakan untuk keterampilan menyimak. juga dapat digunakan untuk keterampilan berbicara. Langkah-langkah :
1) Bagilah kelompok 2 atau 3 kelompok besar
2) Guru menyiapkan bebera hal terkait dengan tokoh, profesi, peristiwa
3) Tulislah pada selembar kertas tentang tokoh, peristiwa atau profesi yang disiapkan, siswa diminta mengambil gulungan kertas tersebut
4) Setelah mendapat gulungan keras, mintalah salah sate anggota Tim untuk berperan sesuai dengan isi gulungan kertas yang diperoleh.
5) Peserta yang mernerankah tokoh dalam dalam kertas yang digulung menjadi tamu misteri bagi kelompok lain
6) Berilah waktu 5 menit bagi anggota kelompok untuk mengantisipasi dan menjawab pertanyaan dari kelompok yang memerankan tokoh misteri
7) Pilih I kelompok yang akan menjadi tamu bagi tokoh misteri (semua kelompok harus mendapatkan giliran)
8) Mintalah tamu misteri untuk menyebut salah satu identitasnya sesuai dengan gulungan kertas
Lanjutan
1) Sebelum tamu misteri menyebutkan salah satu identitasnya 2 kelompok laindiminta menjadi kelompok panelis untuk mengajukan pertanyaan kepada tamu misteri secara bergiliran. Tamu misteri hanya dapat menjawab dengan jawaban     "Ya. tidak," atau ya, bukan" sampai salah satu dari kelompok panelis dapat menemukan jawabannya
2) Usai menemukan jawaban atas identitas tame misteri. kelompok penelis dapat menyimpulkan dan memperjelas serta menebak identitas tamu misteri. Demikian     seterusnya untuk kelompok lain dan profesi atau tokoh lainnya.

Metode
Metode pembelajaran bahasa ialah rencana pembelajaran bahasa, yang mencakup pernilihan. penentuan, dan penyusunan secara sisternatis bahan yang akan diajarkan, serta kernungkinan pengadaan rernedi dan bagairnana pengembangannya. Pernilihan. penentuan, dan penyusunan bahan ajar secara sistematis dimaksudkan agar bahan ajar tersebut mudah diserap dan dikuasai oleh siswa. Semuanya itu didasarkan pada pendekatan yang dianut. Melihat hal itu. jelas bahwa suatu metode ditentukan berdasarkan pendekatan yang dianut; dengan kata lain pendekatan merupakan dasar penentu metode yang digunakan. Metode mencakup pemilihan dan penentuan bahan ajar, penyusunan serta kemungkinan mengadakan remidi dan pengembangan bahan ajar. Metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di antaranya adalah: metode tata bahasa/terjemahan, metode membaca, metode audiolingual, metode reseptif/produktif, metode langsung, metode komunikatif, metode integratif, metode tematik, metode kuantum, metode konstruktivistik, metode partisipatoris, metode kontekstual.

4. Teknik
Teknik pembelajaran merupakan cara guru menyampaikan bahan ajar yang telah disusun (dalam metode), berdasarkan pendekatan yang dianut. Teknik yang digunakan oleh guru bergantung pada kemampuan guru itu mencari akal atau siasat agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan berhasil dengan baik. Dalam menentukan teknik pembelajaran ini, guru perlu mempertimbangkan situasi kelas. lingkungan, kondisi siswa, sifat-sifat siswa, dan kondisi-kondisi yang lain. Dengan demikian. Teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat bervariasi sekali. Untuk metode yang sama dapat digunakan teknik pembelajaran yang berbeda-beda, bergantung pada berbagai faktor tersebut.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa teknik pembelajaran adalah cara yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk memperoleh hasil yang optimal. Teknik pembelajaran ditentukan berdasarkan metode yang digunakan, dan metode disusun berdasarkan pendekatan yang dianut. Dengan kata lain. pendekatan menjadi dasar penentuan teknik pembelajaran. Dari suatu pendekatan dapat diterapkan teknik pembelajaran yang berbeda-beda pula.
Berikut ini adalah teknik-teknik yang biasa digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
a. Teknik pembelajaran menyimak: (1) simak-ulang ucap, (2) simak-tulis (dikte), (3) simak-kerjakan, (4) simak-terka, (5) memperluas kalimat, (6) menyelesaikan cerita, (7) membuat rangkuman, (8) menemukan benda, (9) bisik berantai, (10) melanjutkan cerita. (11) parafrase, (12) kata kunci,
b. Teknik pembelajaran berbicara: (1) ulang-ucap, (2) lihat-ucapkan, (3) memerikan, (4) menjawab pertanyaan, (5) bertanya, (6) pertanyaan menggali, (7) melanjutkan, (8) menceritakan kembali, (9) percakapan, (10) parafrase, (11) reka cerita gambar, (12) bermain peran, (13) wawancara, (14) memperlihatkan dan bercerita.
c. Teknik pembelajaran membaca: (1) membaca survei, (2) membaca sekilas, (3) membaca dangkal, (4) membaca nyaring, (5) membaca dalam hati, (6) membaca kritis, (7) membaca teliti, (8) membaca pemahaman,
d. Teknik pembelajaran menulis: (1) menyalin kalimat, (2) membuat kalimat, (3) meniru model, (4) menulis cerita dengan gambar berseri, (5) menulis catatan harian, (6) menulis berdasarkan foto, (7) meringkas, (8) parafrase, (9) melengkapi kalimat, (10) menyusun kalimat, (11) mengembangkan kata kunci

D. Penutup
Simpulan
Pembelajaran Bahasa Indonesia dilaksanakan dalam untuk memberikan keterampilan menvimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Oleh sebab itu dalam pelaksanaan pembelajarannya harus menggunakan pendekatan, metode. model. teknik dan strategi yang memadai agar dapat diperoleh hasil yang optimal.
Banyak pendekatan. metode. model. teknik dan strategi yang dapat dipilih sesuai dengan karakteristik dan tujuan pembelajaran. Tidak satupun model. metode. teknik. dan strategi yang paling baik. yang ada adalah kesesuaian dengan kondisi siswa. lingkungan dan materi ajar. Oleh sebab itu dalam pemilihannya dibutuhkan upaya yang cermat dan sungguh-sungguh, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
Daftar Bacaan:
Brown, H.D. 1994. Principles of Language Learning and Teaching. Third Edition. Englewood Cliffs: Prentice Hall Regents.

Burns, A. dan Joyce. H. 1999. Focus on Speaking. Sydney: National Centre for English Language Teaching and Research Macquarie University.
Chomsky. N. 1969. Aspects of the Theory of Svntar. Massachusetts: The MIT Press.
Johnson, LouAnne.2008. Pengajaran yang Kreatif, dan Menarik. Terjemahan Dani. Dharvani. Jakarta: Indeks.
Joyce, Bruce an Weil, Marsha. 1986. Models of Teaching. Englewood Cliffs: Prentice-Hall. Inc.
Purnawarman. P. 2002. Kolaborasi Melalui Internet: Pernanfaatan Internet dalam Mata Kuliah Menulis artikel Jurnal Bahasa dan Sastra Vol. 2. No. 2. April 2002.
Ramly. Mansyur. 2008. Inovasi Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Makalah pada Kongres Bahasa IX. Jakarta.
Richards. J.C. and Rodgers, T.S. 1993.Approaches and Methods in Language Teaching. Cam bridge: Cambridge University Press.
Saussure. F. 1971. Coors in general Linguistics. Terjemahan Wade Baskin. New York:McGraw-Hill.
Sampson, G.1980. Schools of Linguistics. California: Stanford University Press.
Samsuri. 1988. Berbagai Alit-an Linguistik Abad hl'. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Sumardi. M. 1989. Pendekatan Humanistik dalam Pengajaran Bahasa. Makalah dalam PELLBA 10. Jakarta: Lembaga Bahasa Unika Atma Jaya.
Sumardi. M. 1992. Berbagai Pendekalan dalam Pengajaran Bahasa dan.Sastra. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Stevik, E.W.1991. Humanism in Language Teaching. Oxford: Oxford University Press.
Thompson, N. 2003. Communication and Language. New York: Palgrave Acmillan.
Wenger, W. 2004. Beyond Teaching and Learning. Terjemahan Ria Sirait. Bandung: Rosda.

Kamis, 07 Juni 2012

Rencana Pembelajaran Berbicara (Bahasa Jawa) Menggunakan Model DI

(Contoh: Pembelajaran Inovatif Bernuansa Pakem)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Jenjang satuan pendidikan  : Sekolah Dasar

Mata pelajaran                    : Bahasa Daerah

Kelas / Semester                  : IV / I

Aspek                                   : Wicara

Alokasi waktu                      : 2 x 35 menit (1 x pertemuan)

Standar kompetensi           : Mengapresiasi Tembang

 I.          Kompetensi Dasar

Siswa mampu mengapresiasikan sastra Jawa berupa : cerita rakyat, dongeng, cerita wayang, geguritan, dan tembang dolanan


II.        Indikator

Siswa mampu mengapresiasikan sastra Jawa berupa “tembang dolanan” dan “tembang macapat”



III.     Tujuan Pembelajaran

Kognitif

-          Diperdengarkan pembacaan tembang dolanan oleh guru, siswa dapat menyebutkan jenis-jenis “tembang macapat” dengan benar.

-          Diberikan skema tentang tembang siswa dapat menjelaskan “paugerane  tembang macapat” dengan benar.

-          Diberikan pedoman pembacaan tembang (meliputi: sastra lampah, urut-urutan tembang, dan makna tembang), siswa dapat mendeskripsikan  watak dari tiap “tembang macapat” dengan benar.

Psikomotor

-          Diberikan teknik pembacaan “nembang” siswa dapat menyanyikan “tembang macapat Pangkur” dengan benar sesuai dengan wirama dan wirasanya.

Afektif

-          Melalui pembacaan tembang, siswa dapat mengomentari pembacaan tembang temannya dengan menggunakan  kriteria wirama lan wirasa yang telah disediakan.


IV.      Materi Pembelajaran

Tembang  macapat Pangkur [terlampir]


V.        Model Pembelajaran

Model : model pembelajaran langsung

VI.      Kegiatan Pembelajaran

  1. Kegiatan awal (10 menit)
1.
Guru mengajak siswa membuat kontrak belajar yang berupa kesepakatan bersama yakni berupa “jika guru bertepuk 3X, siswa bertepuk 1X kemudian mengangkat tangan kanan dan menutup mulut”, jika guru menyebut kata ”MACAPAT”, maka masing2 siswa dalam kelompok tertentu menyebutkan salah satu nama tembang macapat.
Guru memotivasi siswa dengan menanyakan “apakah kalian pernah mendengar istilah macapat?”, ”Tembang apakah yang pernah Anda dengar?”, ”Apakah kalian pernah menyanyikan tembang macapat?”
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan menjelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan materi tembang macapat.
Fase 1: Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa

b.       Kegiatan inti (55 menit)

1.
Guru membacakan sebuah Tembang Pangkur dengan irama dan lagu yang tepat sebagai contoh untuk siswa, kemudian siswa mengikutinya sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh guru (Pemodelan)

Fase II Mendemonstrasikan keterampilan (pengetahuan prosedural) atau: mempresentasikan pengetahuan (deklaratif))
2







Siswa berlatih  menyanyikan tembang macapat Pangkur dengan bimbingan dan arahan guru.
Teknik:
a.  Membaca “titi laras” (notasi)
Siswa menirukan pembacaan notasi yang dicontohkan guru secara benar. Tekniknya bergantian antara guru dan sebagian kelompok siswa. Yang dimaksud dengan kelompok adalah deretan bangku kanan tengah dan kiri. Pembacaan notasi disesuaikan dengan “laras” “pelog atau slendro” (pada pelatihan ini menggunakan alat berupa gamelan saron/demung untuk penyelarasan.
b.   Membaca “cakepan” (syair lagu) macapat “Pangkur).
Tekniknya sama seperti pada pelatihan pertama, hanya saja yang dilatihkan adalah membaca syair lagu dengan “antawacana” (lafal dan intonasi) yang benar.
c.   Menyanyikan tembang macapat baris demi baris dengan diiringi alat “saron/demung”. Tekniknya juga bervariasi, antara lain dibaca/ditembangkan setiap baris oleh guru kemudian ditirukan siswa, maupun dibacakan oleh guru setiap satu tembang kemudian ditirukan siswa (disesuaikan dengan situasi dan kondisi). Pelatihan ini juga dilakukan secara bergantian tiap deretan bangku kanan, tengah, maupun deretan kiri.
d.    Siswa menyanyikan tembang macapat “Pangkur” dengan hanya diiringi saron/demung oleh guru.
Catatan:
Pelatihan berpedoman pada ketepatan suara, lafal, wirama dan wirasa
Fase 3: Membimbing pelatihan
3
Siswa per-deret bangku menyanyikan tembang macapat Pangkur” tanpa tuntunan guru.
Tekniknya:
a. Dilakukan per-deret bangku dengan diiringi saron/demung oleh guru.
b. Dilakukan bersama-sama dengan diiringi saron/demung oleh guru.
c. Dilakukan perorangan (bila memungkinkan) di hadapan siswa lainnya.
d. Guru memberikan umpan balik dan koreksi berupa kekurang tepatan nada, antawacana, maupun wirasa dan wiramanya,
Fase 4: Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.


  1. Kegiatan penutup (5 menit)

1.
Guru memberikan kesempatan pelatihan dengan teknik-teknik khusus yang harus diperhatikan siswa. dan evaluasi sebagai tugas yang harus dikerjakan oleh siswa dirumah (PR) dan memberikan informasi mengenai pertemuan berikutnya ( siswa diminta tampil satu per-satu kedepan untuk melaksanakan tugas evaluasi)
Fase 5: Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan)



VII.             Alat/Bahan dan Sumber Belajar

a.       Alat/bahan:

1.    Naskah tembang “Macapat Pangkur”

2.    Gamelan berupa “Saron/demung/gender” Pelok dan Slendro

b.       Sumber belajar:

1.    Buku Ngengrengan Kasusastran Jawi, S. Padmosukotjo

2.    Pepak Basa Jawa

3.    Mbombong Manah



VIII.           Penilaian

  • Jenis penilaian

            Tes  perbuatan: Cara menyanyikan tembang “Macapat Pangkur”

            Non tes : Sikap penampilan yang disesuaikan dengan “wirasa lan wirama”

  • Bentuk penilaian
  • Instrument penilaian


Rubrik Penilaian

No.
Nama
                        Kriteria
Skor
Suara
Lafal
Wirama
Wirasa


















Keterangan:

5 : suara nyaring, melafalkan kata dengan benar, wirama dan wirasa sesuai.

4: suara kurang nyaring, melafalkan kata dengan benar, wirama dan wirasa sesuai

3: suara dan  lafal  kurang nyaring, wirama dan wirasa sesuai

2: suara dan lafal nyaring, wirama dan wirasa kurang sesuai

1: suara dan lafal kurang nyaring, wirama dan wirasa kurang sesuai

DASAR-DASAR BERMAIN DRAMA

I.   PENDAHULUAN Drama adalah kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas dengan media  percakapan(dialog), gerak da...