Heru Subrata (herusubrata@unesa.ac.id)
Drama, sebagai karya seni, barulah lengkap jika
dimainkan atau dipentaskan. Maksudnya, cakapan tiap-tiap tokoh harus diucapkan
oleh orang yang memerankannya (Disebut “aktor” untuk yang pria, “aktris” untuk
wanita). Cakapan tidak sekedar diucapkan, tetapi disertai dengan gerak-gerik
yang sesuai menurut tafsiran aktor atau aktrisnya. Didalam suatu pementasan
drama, pengelola dan penanggung jawab seluruh kegiatan pementasan disebut “produser”,
sedangkan yang bertanggung jawab atas nilai artistik pementasan disebut “sutradara”. Tugas
utama sutradara adalah menata gerak para aktor dan aktris. Ia juga harus
bekerja sama dengan berbagai pihak yagn terlibat, seperti penata panggung,
penata cahaya (lampu), dan penata bunyi (musik).
Supaya tokoh-tokoh di dalam drama dapat
diperankan dengan baik, teks drama perlu lebih dahulu dipahami benar-benar.
Diperlukan daya bayang yang kuat untuk dapat membaca dan menikmati
karya sastra yang berbentuk drama. Mengapa?Antara lain karena sifat
tokoh-tokohnya dan keadaan serta suasana peristiwa yang terjadi
tidak dideskripsikan oleh pengarangnya. Yang ada hanyalah cakapan antartokoh.
Keterangan tentang tempat serta waktu kejadiaannya hanya dinyatakan secara
singkat di antara tanda kurung. Demikian pula gerak-gerik dan suasana hati para
tokohnya
Mengapresiasi Pementasan
Drama
1. Peran
Tokoh dalam Pementasan Drama
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian drama adalah
komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan
watak pelaku melalui tingkah laku atau dialog yang dipentaskan. Drama
sering disebut dengan teater, yaitu sandiwara yang dipentaskan sebagai ekspresi
rasa keindahan atau seni. Sebagai karya seni, drama perlu diapresiasi. Salah
satu cara apresiasi drama ialah dengan menemukan unsur-unsur drama. Salah satu
unsur tersebut ialah tokoh.
Tokoh dalam pementasan drama mempunyai
posisi yang penting. Tokohlah yang mengaktualisasikan naskah drama di atas
pentas. Tokoh yang didukung oleh latar peristiwa dan aspek-aspek lainnya akan
menampilkan cerita dan pesan-pesan yang ingin disampaikan.
Berdasarkan perannya, tokoh terbagai atas tokoh utama
dan tokoh pembantu. Tokoh utama adalah tokoh yang menjadi sentral
cerita dalam pementasan drama sedangkan tokoh pembantu adalah tokoh
yang dilibatkan atau dimunculkan untuk mendukung jalan cerita dan memiliki
kaitan dengan tokoh utama.
Bagaimana cara menentukan tokoh dalam pementasan
drama?Tokoh utama setidaknya ditandai oleh empat hal, yakni (1) paling sering
muncul dalam setiap adegan, (2) menjadi sentral atau pusat perhatian
tokoh-tokoh yang lain, (3) kejadian-kejadian yang melibatkan tokoh lain selalu
dapat dihubungkan dengan peran tokoh utama, dan (4) dialog-dialog yang
dilibatkan tokoh-tokoh lain selalu berkaitan dengan peran tokoh utama.
Dari segi perwatakannya, tokoh dan perannya dalam
pementasan drama terdiri 4 jenis, yaitu tokoh berkembang, tokoh
pembantu, tokoh statis dan tokoh serba bisa. Tokoh berkembang adalah
tokoh yang mengalami perkembangan selama pertunjukan. Misalnya, tokoh yang
awalnya seorang yang baik, namun pada akhirnya menjadi seorang yang
jahat. Tokoh pembantu adalah tokoh yang diperbantukan untuk
menjelaskan tokoh lain. Tokoh pembantu merupakan minor character yang
berfungsi sebagai pembantu saja atau tokoh yang memerankan suatu bagian penting
dalam drama, namun fungsi utamanya tetap sebagai tokoh pembantu. Tokoh
statis adalah tokoh yang tidak mengalami perubahan karakter dari awal
hingga akhir dalam dalam suatu drama. Misalnya, seorang tokoh yang berkarakter
jahat dari awal drama akan tetap bersifat jahat di akhir drama. Tokoh
serba bisa adalah tokoh yang dapat berperan sebagai tokoh lain (all
round). Misalnya, tokoh yang berperan sebagai seorang raja, namun ia juga
berperan sebagai seorang pengemis untuk mengetahui kehidupan rakyatnya.
2. Menentukan
Konflik dengan Menunjukan Data yang Mendukung
Dalam drama, konflik merupakan unsur yang memungkinkan
para tokoh saling berinteraksi. Konflik tidak selalu berupa pertengkaran,
kericuhan, atau permusuhan di antara para tokoh. Ketegangan batin antartokoh,
perbedaan pandangan, dan sikap antartokoh sudah merupakan konflik. Konflik dapat
membuat penonton tertarik untuk terus mengikuti atau menyaksikan pementasan
drama.
Bentuk konflik terdiri dari dua, yaitu konflik
eksternal dan konflik internal. Konflik eksternaladalah konflik
yang terjadi antara seorang tokoh dengan lingkungan alamnya (konflik fisik)
atau dengan lingkungan manusia (konflik sosial). Konflik fisik disebabkan
oleh perbenturan antara tokoh dengan lingkungan alam. Misalnya,seorang tokoh
mengalami permasalahan ketika banjir melanda desanya. Konflik sosial disebabkan
oleh hubungan atau masalah social antarmanusia. Misalnya, konflik terjadi
antara buruh dan pengusaha di suatu pabrik yang mengakibatkan demonstarasi
buruh. Konflik Internal adalah konflik yang terjadi dalam diri atau
jiwa tokoh. Konflik ini merupakan perbenturan atau permasalahan yang dialami
seorang tokoh dengan dirinya sendiri, misalnya masalah cita-cita, keinginan
yang terpendam, keputusan, kesepian, dan keyakinan.
Kedua jenis konflik diatas dapat diwujudkan dengan
bermacam peristiwa yang terjadi dalam suatu pementasan drama. Konflik-konflik
tersebut ada yang merupakan konflik utama dan konflik-konflik pendukung.
Konflik Utama (bias konflik eksternal, konflik internal, atau kedua-duannya)
merupakan sentral alur dari drama yang dipentaskan, sedangkan konflik-konflik
pendukung berfungsi utnuk mempertegas keberadaan konflik utama.
Bagaimana menentukan konflik dengan menunjukkan data
yang mendukung dalam sebuah drama? Data pendukung adanya konflik antara lain
dapat dicermati dari perbedaan pandanagan dan sikap yang ditampakkan dalam dialog,
ekspresi dan lakuan tokoh-tokoh.
3. Latar
dan Peran Latar.
Latar dalam pementasan drama terdiri dari tempat,
waktu, dan suasana. Penataan latar akan menghidupkan suasana. Penataan latar
akan menghidupkan suasana, menguatkan karakter tokoh, serta menjadikan
pementasan drama semakin menarik. Oleh karena itu, ketetapan pemilihan latar
akan ikut menentukan kualitas pementasan drama secara keseluruhan.
4. Tema
Drama
Tema drama adalah gagasan atau ide pokok yang
melandasi suatu lakon drama. Tema drama merujuk pada sesuatu yang menjadi pokok
persoalan yang ingin diungkapkan oleh penulis naskah. Tema itu bersifat umum
dan terkait dengan aspek-aspek kehidupan di sekitar kita.
Tema Utama adalah tema secara keseluruhan yang
menjadi landasan dari lakon drama, sedangkan tema tambahan merupakan
tema-tema lain yang terdapat dalam drama yang mendukung tema utama.
Bagaimana menemukan tema dalam drama? Tema drama tidak
disampaikan secara implisit. Setelah menyaksikan seluruh adegan dan dialog
antarpelaku dalam pementasan drama, kamu akan dapat menemukan tema drama itu.
Kamu harus menyimpulkannya dari keseluruhan adegan dan dialog yang ditampilkan.
Maksudnya tema yang ditemukan tidak berdasarkan pada bagian-bagian tertentu
cerita.
Walaupun tema dalam drama itu cendrung”abstrak”, kita
dapat menunjukkan tema dengan menunjukkan bukti atau alasan yang terdapat dalam
cerita. Bukti-bukti itu dapat ditemukan dalam narasi pengarang, dialog
antarpelaku, atau adegan atau rangkaian adegan yang saling terkait, yang
semuannya didukung oleh unsur-unsur drama yang lain, seperti latar, alur, dan
pusat pengisahan.
5. Pesan
dengan data yang mendukung.
Setiap karya sastra selalu disisipi pesan atau amanat
oleh penulisnya. Dengan demikian pula dengan drama. Hanya saja, amanat dalam
karya sastra tidak ditulis secara eksplisit, tetapi secara implicit. Penonton
menafsirkan pesan moral yang terkandungdalam naskah yang dibaca atau drama yang
ditontonnya.
Bagaimana
menentukan pesan drama dengan data yang mendukung?Data yang mendukung dapat
kamu peroleh darai narasi pengarang, dialog antarpelaku,adegan atau rangkaian
adegan yang saling terkait, yang semuanya didukung oleh unsur-unsur drama yang
lain seperti latar, latur, dan pusat pengisahan.
6. Mengaitkan
isi drama dengan kehidupan Sehari-hari.
Setelah kita menyaksikansebuah pemetasan drama, kita
tentu mendapatkan sesuatu yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Nah pada
bagian ini, kita akan mengaitkan hasil kegiatan kita menyaksikan pementasan
drama dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini yang perlu kita kaitkan, yaitu
(1) Kaitkan
antara drama yang kita mainkan dengan diri kita sendiri.
(2) Kaitkan
antara drama kita mainkan dengan orang lain.
(3) Kaitkan
antara drama yang kita mainkan dengan lingkungan social kita.
(4) Kaitkan
antara drama yang kita mainkan dengan masalah-masalah lain yang kompleks.
Memerankan Drama
Memerankan drama berarti mengaktualisasikan segala hal
yagn terdapat di dalam naskah drama ke dalam lakon drama di atas pentas.
Aktivitas yang menonjol dalam memerankan drama ialah dialog antartokoh,
monolog, ekspresi mimik, gerak anggota badan, dan perpindahanletak pemain.
Pada saat melakkukan dialog ataupun monolog,
aspek-aspek suprasegmental (Lafal, intonasi, nada atau tekanan dan mimik)
mempunyai peranan sangat penting. Lafal yang jelas, intonasi yang tepat, dan
nada atau tekanan yang mendukung penyampaian isi/pesan
1. Membaca
dan Memahami Teks Drama
Sebelum memerankan drama, kegiatan awal yang perlu
kita lakukan ialah membaca dan memahami teks drama.Teks drama adalah
karangan atau tulisan yang berisi nama-nama tokoh, dialog yang diucapkan, latar
panggung yang dibutuhkan, dan pelengkap lainnya (Kontum, lighting, dan musik
pengiring). Dalam teks dram, yang diutamakan ialah tingkah laku (acting) dan
dialog (percakapan antartokoh) sehingga penonton memahami isi cerita yang
dipentaskan secara keseluruhan. Oleh karena itu, kegiatan membaca teks drama
dilakukan sampai dikuasainya naskah drama yang akan diperankan.
Dalam teks drama yang perlu kamu pahami ialah
pesan-pesan dan nilai-nilai yang dibawakan oleh pemain. Dalam membawakan pesan
dan nilai-nilai itu, pemain akan terlibat dalam konflik atau pertentangan.
Jadi, yang perlu kamu baca dan pahami ialah rangkaian peristiwa yang membangun
cerita dan konflik-konflik yang menyertainya.
2. Menghayati
Watak Tokoh yang akan Diperankan
Sebelum memerankan sebuah drama, kita perlu menghayati
watak tokoh. Apa yang perlu kita lakukan untuk menghayati tokoh? Watak tokoh
dapat diidentifikasi melaui (1) narasi pengarang, (2) dialog-dialog dalam
teks drama, (3) komentar atau ucapan tokoh lain terhadap tokoh tertentu, dan
(4) latar yang mengungkapkan watak tokoh.
Melalui menghayati yang sungguh-sungguh, kamu dapat
memerankan tokoh tertentu dengan baik. Watak seorang tokoh dapat diekspresikan
melalui cara sang tokoh memikirkan dan merasakan, bertutur kata, dan bertingkah
laku, seperti dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Artinya, watak seorang
tokoh bisa dihayati mulai dari cara sang tokoh memikirkan dan
merasakan sesuatu, cara tokoh bertutur kata dengan tokoh lainnya, dan cara
tokoh bertingkah laku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Komentar